Quantcast
Channel: Rumah Inspirasi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Wajah Baru Rumah Inspirasi 2013

$
0
0
Rumah Inspirasi yang lama

Rumah Inspirasi yang lama

Terus terang beberapa minggu terakhir kami kebingungan dengan website Rumah Inspirasi. Seperti yang sudah ditulis oleh mas Aar dalam posting sebelumnya, beberapa bulan yang lalu kami mulai mendapatkan peringatan dari tempat kami menyewa server.

Harusnya kami senang, karena ini efek dari lonjakan pengunjung yang datang ke rumah kami. Sudah sejak lama kami memikirkan suatu hari kami akan naik ke server yang lebih tinggi lagi. Jadi kami pikir mungkin ini saatnya untuk naik kelas. Tapi ternyata yang terjadi bukan hanya harus naik ke server yang kami tuju, tapi ke server di atasnya yang mahal sekali. Oh tidaak, kenapa bisa begitu?

Begitu mendapat kabar masalah, P3K yang kami lakukan pada waktu itu adalah menonaktifkan plugin yang terdeteksi memberatkan server serta menghapus plugin yang tidak kami perlukan. Ternyata itu saja tidak cukup. Masalah masih terus muncul. Backbone template ternyata terlalu rumit sehingga menciptakan banyak looping yang akhirnya mengganggu kinerja server ketika jumlah pengunjung melonjak.

Awalnya karena banyak pekerjaan yang sedang aku pegang saat ini, kami merencanakan untuk  merombak rumah kami akhir tahun. Ternyata seminggu yang lalu kondisi web kami makin parah hingga akhirnya web kami “dimatisurikan” oleh pemilik server sampai kami mampu menyesaikan masalah rumahinspirasi.

***

Kartu merah sudah keluar. Suka tidak suka ini saatnya merenovasi rumah kami. Untuk menghindari terbawanya aneka script & setting yang mungkin mengganggu, kami betul-betul memulainya dari scratch. Kami hanya mengekspor konten dan memulai dari kanvas putih. Di sinilah masalah dimulai :D

Seperti yang teman-teman ketahui, aku dan mas Aar itu bedanya antara bumi dan langit, memiliki karakter yang sangat berbeda. Kami tumbuh dalam tradisi & latar belakang keluarga yang jauh berbeda, sehingga banyak hal yang menjadi kesukaan kami pun sangat berbeda. Sepertinya yang terjadi pada kami itu benar-benar opposite attraction yang sempurna. Kondisi ini sering menguntungkan karena dengan karakter & cara pandang yang sangat berbeda di antara kami. Setiap produk yang keluar dari kami itu pasti melewati diskusi yang alot, hingga kesannya seperti pekerjaan satu tim besar, padahal benar-benar hanya dikerjakan berdua.

Diskusi “berat” ini biasanya terjadi di awal proyek, tapi jarang sampai ribut karena seperti ada peraturan tak tertulis bahwa pemimpin dari diskusi itu adalah si pemilik proyek. Jadi kalau itu proyeknya mas Aar, maka sebagian besar keputusan ada di tangan mas Aar, begitu  pula sebaiknya. Tugas pasangan adalah memberikan masukan objektif dari kaca mata berbeda, tapi begitu pimpro bilang “kayaknya untuk proyek ini aku maunya begini”, berarti tugas pasangan adalah mendukung & menyempurnakan.

Nah, hal ini berbeda ketika kami mengeluarkan proyek bersama seperti yang terjadi dengan Rumah Inspirasi. Ternyata mendesain web ini sekian kali lebih rumit dari pada mendesain web klien. Karena di sini kami harus memadukan keinginanku yang sangat suka grafis yang hangat & gambar2 lucu (seperti karakter desain RumahInspirasi sebelumnya) dengan mas Aar yang ingin webnya clean seperti webnya Mashable, TechCrunch dan kawan2. Eng ing eng…

Terus terang hatiku sudah tertambat dengan desain Rumah Inspirasi yang lama. Sulit sekali untuk memikirkan desain yang lain, apalagi mas Aar meminta untuk kalau bisa kali ini desainnya lebih ringan seperti Mashable dkk tadi. Wuaaa, boneka beruangku mau ditaruh di mana? :(

steve_jobs_drinking_teaKalau kuingat kembali, diskusi kami kemarin benar-benar cukup seru & alot. Bayangkan dua orang keras kepala dengan keinginan jauh berbeda berusaha mendesain rumahnya bersama. Masing-masing punya selera furnitur yang berbeda, bisa-bisa rumah kami kosong melompong seperti rumahnya SteveJob yang memutuskan untuk tidak membeli furnitur apapun karena belum menemukan furnitur yang pas. Hehe..

Fakta bahwa kami saling mencintai ternyata menambah kerumitan. Awalnya kami sama-sama ngotot dengan selera masing-masing. Begitu melihat pasangan ternyata sama-sama mengeras akhirnya kami lempar-lemparan kemudi. Ya sudah, kita pakai desainmu aja | Nggak desainmu aja | Nggak papa, desainmu lebih baik | Jangan, desainmu lebih cocok untuk rumah kita… hohohoho. Ini adu legowo apa adu mutung? Nyaris aku berfikir jangan-jangan Rumah Inspirasi bakal mati beneran nih, karena kami tak kunjung menemukan titik temu.

Akhirnya mas Aar bilang mau keluar dulu beli cemilan sama anak-anak. Dan aku pun mulai mendesain sambil berusaha mencari titik temu antara keinginan mas Aar dan keinginanku.

***

Begitu mas Aar pulang & melihat desain awalku, dia berkata bahwa desain itu sama sekali tidak ada unsur “Lala”nya. “Itu rumahnya Aar” katanya. “Kita kembali saja ke desain yang lama aja, aku nggak mau kamu nanti jadi males menulis karena tidak suka dengan desainnya”. Walaupun aku sudah berkali-kali bilang, “Aku suka kok dengan desain ini”, tapi mas Aar berkeras supaya aku kembali ke desain yang lama. Buat mas Aar yang penting bikin desain yang membuatku bahagia. Nah lho bingung kan? Aku berusaha mendesain sesuatu yang sesuai dengan selera mas Aar, eeeh begitu jadi mas Aar malah memintaku mendesain sesuatu yang aku suka saja.  Kepusingan & keteganganpun berlanjut..

Setelah perjalanan yang cukup meletihkan (lebay…) sampailah aku pada desain yang saat ini teman-teman lihat, ini adalah desain pernikahan seleraku & mas Aar. Sebuah web yang minimalis tapi warna-warni. Minim grafis tapi tetap banyak cantik dengan display aneka foto (thumbnail) tulisan.

RumahInspirasi

***

Aku suka dengan desain ini, mas Aar juga, hasil laporan GTMetrix juga lumayan saja, page Speed Grade B (84%). Masih ada beberapa hal yang bisa kami benahi untuk menambah performa rumahinspirasi. Tapi paling tidak saat ini kami sudah bisa bernafas lega :D

Untuk kenang-kenangan, ini adalah rekaman desain web kami sebelumnya. Terima kasih teman-teman yang sudah menemani proses perjalanan kami dari satu desain rumah inspirasi yang lain ke desain lainnya. Life’s a journey, not a destination.

RumahInspirasiLama-small

Template sebelumnya:



Viewing all articles
Browse latest Browse all 734