Sarapan pagi itu biasa. Kita setiap pagi melakukannya sepanjang waktu. Sarapan nasi goreng juga hal yang tak luar biasa. Bahannya sederhana. Di rumah kita cukup sering membuatnya.
Tapi, sarapan nasi goreng ternyata bisa menjadi istimewa. Dibumbui dengan cinta, curahan waktu dan sedikit usaha, hidangan itu menjadi sama sekali berbeda saat ibu membuat sarapan pagi untuk kami semua.
Awalnya idenya hanya memasak nasi goreng biasa. Tapi ide itu terus bergulir satu demi satu. Ada Lala yang membuat telur dadar menjadi pembungkus nasi goreng. Ada Nur yang menulis nama di atas telur menggunakan mayonais. Dan semuanya ditata di piring datar.
Voila, semuanya tiba-tiba menjadi istimewa!
Kami berkumpul bersama. Berdoa. Sarapan pagi. Berbincang dan mengobrol dengan santai mengawali hari.
***
Hal-hal “sederhana” semacam ini cukup sering kami jalani dan alami. Sebuah kegiatan yang biasa-biasa saja sengaja dibuat menjadi istimewa. Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk dinikmati dan kebahagiaan bersama. Ini adalah bagian dari budaya keluarga yang kami bangun di rumah.
Biasa dan istimewa itu banyak terkait dengan persepsi atas keseharian yang berbeda dari yang biasa. Dengan mencurahkan sedikit perhatian dan usaha, banyak hal biasa bisa menjadi luar biasa.