Quantcast
Channel: Rumah Inspirasi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 734

Masalah saat menjalani Homeschooling

$
0
0

Perjalanan homeschooling tak hanya cerita bahagia, tetapi juga seringkali berisi kegelisahan dan perjuangan. Seperti yang kami alami beberapa waktu yang lalu.

Tanpa sengaja, malam-malam aku bermain tebak-tebakan dengan Duta.

“Duta, kalau orang yang pekerjaannya menanam padi, sebutannya apa?” tanyaku.
“Nggak tahu,” kata Duta setelah agak lama berfikir.

Hah? Aku kaget sekali mendengar jawaban Duta. Aku mencoba menenangkan diri sambil mengajukan pertanyaan lain.

“Kalau orang yang pekerjaannya memelihara sapi?”
“Nggak tahu,” kata Duta dengan kalem.

Kepalaku langsung pusing dan rasanya berkunang-kunang. “Ya Tuhan, hal-hal sederhana ini ternyata belum diketahui Duta. Ke mana saja aku selama ini sehingga tak mengetahuinya?”

Aku meratap dalam hati.

Dengan menjaga intonasi suara agar tetap tenang, aku mulai bercakap-cakap dengan Duta tentang nama-nama profesi. Beberapa nama sudah diketahuinya seperti guru dan pilot. Tapi banyak nama profesi lain yang tak diketahuinya atau sulit untuk diucapkannya.

problem-solusi

***

Tantangan Setiap Anak Unik & Berbeda

Setiap anak memang memiliki tantangan tersendiri dalam proses pengasuhan dan homeschooling-nya. Proses parenting kami bersama Yudhis, Tata, dan Duta berbeda-beda. Setiap anak punya kekuatan dan kelemahannya. Setiap anak punya pengalaman yang berbeda yang harus disikapi dengan tepat sesuai kebutuhannya.

Dalam pengalaman kami, pengasuhan Duta memiliki tantangan yang berbeda dibandingkan kakak-kakaknya.

Duta memiliki sedikit masalah dengan kesehatan dan komunikasi verbal. Walaupun tak memiliki diagnosis penyakit bawaan, Duta mudah sesak nafas dan staminanya “tipis”. Kosa katanya masih terbatas dan kemampuan bicaranya agak terlambat. Rentang perhatian dan fokus perhatiannya juga agak pendek. Hal-hal semacam itu sedikit banyak memengaruhi perkembangan psikologisnya, misalnya: kepercayaan diri, keberanian, dan lain-lain.

Fokus pada Sikap dan Solusi

Tapi kami menerima semua yang ada pada Duta apa adanya. Kami menyadari ada beberapa “issues” yang harus kami tangani. Kami tak melabeli Duta dengan sebutan-sebutan negatif apapun, misalnya: penakut, bodoh, lemah, penyakitan, dan sebagainya.

Kesadaran adanya isu yang harus ditangani hanya menjadi pembicaraan berdua antara aku & Lala untuk mencari solusi. Kami tak memperbincangkan dengan orang lain, kecuali dalam rangka mencari inspirasi dan solusi.

Untuk memperbaiki stamina fisik, Duta kami ekspos dengan aneka kegiatan olahraga, mulai berenang, panahan, futsal, basket, gymnastik. Praktis, hampir setiap hari dalam seminggu Duta berolahraga. Secara perlahan, aktivitas fisik ini mulai memperbaiki stamina Duta. Duta semakin jarang sesak nafas dan fisiknya semakin baik. Dia sama sekali tak punya masalah saat mengikuti #OaseTrack, berjalan dan bermain di bawah air terjun Curug Nangka, Bogor.

Untuk memperbaiki kemampuan komunikasi verbalnya, kami memperbanyak kegiatan ngobrol dan membaca bersama. Setiap malam menjelang tidur selalu ada kegiatan membaca buku cerita.

Apakah masalah selesai?

Belum. Perbaikan kualitas ada, tapi masalah belum terselesaikan secara tuntas. Kami tahu bahwa proses perbaikan ini butuh komitmen terus-menerus dalam jangka panjang, dalam orde bulan bahkan tahun. Yang penting bagi kami adalah tidak berhenti, terus berjalan dan berupaya.

***

Masalah adalah bagian melekat kehidupan. Tantangan bagi kita adalah bagaimana menyikapi masalah yang muncul di hadapan kita.

Masalah hanya satu bagian kecil dari kehidupan kita. Lebih banyak hal yang patut disyukuri. Dan masalah tidak mendefinisikan siapa kita.

Kalau buat kami, yang penting selalu bersikap positif dan fokus pada usaha untuk mencari solusi. Demikian pun untuk masalah-masalah yang terjadi dalam proses homeschooling anak-anak.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 734