Quantcast
Channel: Rumah Inspirasi
Viewing all 734 articles
Browse latest View live

Ide Belajar dari Buah

$
0
0

Buah adalah salah satu sumber vitamin alami bagi tubuh. Kebiasaan menyiapkan buah segar di rumah akan menciptakan kebiasaan mengonsumsi makanan sehat.

Buah dapat diolah menjadi camilan kesukaan keluarga, seperti puding, cake, minuman segar dan kue kering. Proses pengolahan ini dapat dilakukan oleh orangtua dan anak sebagai bagian dari pembelajaran.

Selain untuk makanan, buah dan bagiannya juga dapat dijadikan media belajar melalui percobaan sederhana. Mulai dari kulit, daging buah, batang dan ekstrak buah. 

Yuk, ajak anak belajar bersama buah kesukaan mereka! Semoga ide kegiatan ini bisa memicu kreativitas orangtua untuk berkegiatan bersama anak.

Tantangan Rumah Inspirasi

Dalam tahun 2021 ini, seminggu sekali Rumah Inspirasi mengadakan Tantangan Kegiatan untuk orangtua berbasis materi/benda yang ada dalam keseharian.

Tantangan saat ini adalah kegiatan menjadikan buah sebagai tema kegiatan. Dalam kegiatan ini diberikan contoh kegiatan untuk anak usia dini dan usia sekolah.

Keluarga ditantang untuk melakukan kegiatan dengan tema buah, memfoto, upload ke Instagram dengan penjelasan kegiatan dan mention @RumahInspirasi_id ditambah hashtag.

eBook Ide Kegiatan dari Buah

Dari tantangan ini, tim Rumah Inspirasi kemudian mengompilasinya menjadi ebook.

Ebook ini berisi ide-ide kegiatan yang dikomplilasi dari Tantangan Rumah Inspirasi yang ada di Instagram Rumah Inspirasi.

Semoga ide kegiatan ini bisa memicu kreativitas orangtua untuk berkegiatan bersama anak.

Asyik kan!

Berkegiatan dengan menyenangkan bersama anak, belajar sambil bermain, bisa mendapat hadiah, bisa menginspirasi keluarga lain sambil dipromosikan akun IG-nya.

Jangan lupa follow @rumahinspirasi_id untuk mendapatkan ide-ide kegiatan belajar serta materi belajar tentang parenting dan homeschooling.

Ebook ini bisa diunduh gratis. Silakan klik ebook atau tombol di bawah ini untuk mengunduhnya. Selamat bersenang-senang!

The post Ide Belajar dari Buah appeared first on Rumah Inspirasi.


Belajar Bertekun dalam Catur

$
0
0

“Aku nggak berhasil-berhasil tembus threshold 80 nih,” kata Duta menghela nafas berat. “Aku dari tadi sudah masuk ke level 70, bahkan 79, tapi balik turun terus.”

Ini adalah bagian dari proses perjalanan Duta berlatih catur. Berminggu-minggu dia berusaha mengejar harapannya untuk menembus rating blitz online di chess.com 2600 tapi tak kunjung sampai.

Yang dia maksud 80 adalah rating 2580 yang menjadi targetnya untuk menuju 2600. Tapi prosesnya memang tak mudah alias sulit. Bahkan, beberapa waktu lalu rating Duta melorot drastis hingga di bawah 2400 karena terbawa emosi pengin menang dan kesal karena kalah.

Semakin lekat emosi untuk menang maupun nggak mau kalah lagi, biasanya kualitas permainan catur justru memburuk.

Inilah uniknya catur.

Dan inilah proses belajar yang sedang dijalani oleh Duta. Dia sedang belajar mengenali diri, mengelola emosi, sambil terus meningkatkan kemampuan teknis caturnya.

Apalagi beberapa hari lalu Duta berkata kepadaku,”Aku ingin memberi hadiah ulang tahun Bapak dengan rating 2600.”

Tapi ternyata sampai hari ini dia belum berhasil mencapainya.

Beginilah perjalanan keseharian bertekun, bekerja keras, dan menguatkan hati. Waktu dan konsistensi yang akan membuatnya terinternalisasi menjadi bagian dari karakter.

Dan saat usaha maksimal sudah dilakukan, peran kami sebagai orangtua adalah memberikan kenyamanan.

“Ya udah nggak apa-apa. Sekarang istirahat dulu. Besok berlatih dan bertanding lagi.”

Duta pun mematikan komputer dan masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

The post Belajar Bertekun dalam Catur appeared first on Rumah Inspirasi.

Dokumentasi Homeschooling dan Catur Satria Duta

$
0
0

Setelah tertunda cukup lama, kami akhirnya membuat dokumentasi homeschooling untuk Duta (Satria Duta Cahaya).

Dokumentasi itu kami kumpulkan di DuniaDuta.com.

Isi dalam DuniaDuta.com adalah kegiatan Duta, terutama yang terkait dengan catur yang saat ini digelutinya.

Dokumentasi Homeschooling Satria Duta

Mengapa Membuat Dokumentasi Homeschooling?

Setiap semester PKBM Piwulang Becik yang menjadi tempat bernaung Duta meminta dokumentasi/portofolio kegiatan belajar Duta.

Dokumentasi itu biasanya kami buat lebih umum, berisi aneka jenis kegiatan Duta.

Sementara itu, DuniaDuta.com sedang kami siapkan untuk mendukung “karir” Duta di dunia catur. Isinya perjalanan belajar Duta di dunia catur, juga pertandingan catur, dan liputan terkait catur yang dijalani Duta.

Dengan memiliki website personal, semoga bisa menjadi pendukung jika suatu saat nanti Duta mencari sponsor untuk caturnya. Sebab, biaya untuk menjadi pecatur profesional itu tak murah.

Seorang calon pecatur harus melakukan banyak pertandingan resmi yang membuat nilai ratingnya naik. Nah, turnamen-turnamen resmi itu sebagian besar diadakan di luar negeri.

Kami berharap, website DuniaDuta.com bisa jadi nilai tambah promosi untuk sponsor Duta.

Begitu kurang lebih idenya.

The post Dokumentasi Homeschooling dan Catur Satria Duta appeared first on Rumah Inspirasi.

Benih Perusahaan untuk Satria Duta

$
0
0

“Nanti ulang tahun mau dimasakin apa, Duta?” tanya Lala Mira Julia kepada Duta beberapa hari lalu.

“Aku mau kornet lidah, boleh?”

Duta menyebutkan makanan khas keluarga kami yang memang biasanya hanya dibuat saat momen spesial.

“Boleh,” jawab Lala. Kebetulan Lala menemukan supplier lidah sapi yang bisa dibeli online melalui Toped.

Jadilah hari ini, tanggal 17 Juli, kami menghadirkan menu spesial itu untuk memperingati ulang tahun Duta yang ke-13.

Momen spesial itu bertambah dengan proses utama yaitu doa khusus untuk Duta. Bapak mendoakan Duta saat sarapan, kak Yudhis mendoakan saat makan siang, kak Tata saat makan malam dan Ibu Lala akan berdoa lagi untuk Duta menjelang tidur.

SDC World - Satria Duta Cahaya

Channel Youtube Satria Duta

Sebagai hadiah untuk Duta, kami membuatkan Channel Youtube: “SDC World“. Channel ini akan menjadi ruang belajar dan berkarya Duta yang baru. Rencana isinya adalah hal-hal yang disukai Duta saat ini: catur, basket dan minecraft. Channel Youtube ini melengkapi website DuniaDuta.com yang sudah kami buat sebelumnya.

“Ini benih untuk perusahaanmu, Dut,” kata kami kepada Duta. “Kamu punya waktu 4 tahun menuju usia 17 tahun untuk menjadikan channel ini menjadi sesuatu.”

Mimpi itu yang kami semai bersama Duta.

Proses yang serupa pernah kami jalani bersama Yudhis dan Tata. Dulu mereka mendapat hadiah berupa blog. Yudhis mendapat hadiah DuniaYudhis.com dan Tata mendapat hadiah DuniaTata.com.

“Bayangkan kalian seperti mendapat hadiah tanah yang luas dan perusahaan. Kalian bisa menjadikan blog itu menjadi apapun sesuai kreativitas kalian.”

Dari DuniaYudhis.com, Yudhis berhasil melahirkan buku “Pembelajar Mandiri”. Dari DuniaTata.com, Tata kemudian berproses melahirkan kelas online Kreasita.com.
Bersama Duta, kami tidak tahu channel “SDC World” ini akan berbuah apa nantinya. Yang penting saat ini Duta sudah menerima dengan sukacita dan siap belajar.

Selamat ulang Tahun ke-13, Duta.

Kami (dan Duta) akan berbahagia jika teman-teman ada yang bersedia Subscribe. 🙂

Ini link YouTube Channel “SDC World”: https://www.youtube.com/channel/UC2OQUPrWISYII-Hzjx07pYQ

 

The post Benih Perusahaan untuk Satria Duta appeared first on Rumah Inspirasi.

8 Tahap Perkembangan Psikososial Manusia

$
0
0

Bagaimana tahap-tahap perkembangan manusia sejak lahir hingga mati?

Banyak teori yang mencoba menjelaskannya. Salah satu teori tentang perkembangan manusia sejak bayi hingga dewasa adalah teori “Perkembangan Sosial Erik Erikson”.

Teori perkembangan sosial Erik Erikson membahas perkembangan di seluruh rentang hidup manusia, mulai lahir hingga mati.

Menurut Erik Erikson, ada 8 tahap perkembangan psikososial manusia.

1. Hope: Trust vs. Mistrust
2. Will: Autonomy vs. Shame and Doubt
3. Purpose: Initiative vs. Guilt
4. Competence: Industry vs. Inferiority
5. Fidelity: Identity vs. Confusion
6. Love: ntimacy vs. Isolation
7. Care: Generativity vs. Stagnation
8. Wisdom: Integrity vs. Despair

Perkembangan Psikososial Erikson

Mari kita bahas satu-persatu.

1. Tahap Membangun Kepercayaan (Trust vs. Mistrust)

Tahap pertama ini terjadi dalam rentang bayi berusia usia 0 – 18 bulan.
Tahap ini sangat kritis dalam perkembangan psikososial anak dan sangat dipengaruhi oleh Ibu dan pengasuh yang menemani anak sehari-hari.

Pada fase ini, anak belajar mengenali apakah dunia sekitar aman dan bisa dipercaya atau tidak.

Ketika orang tua atau pengasuh menanggapi kebutuhan anak dengan cara yang konsisten dan penuh perhatian, anak akan belajar untuk mempercayai dunia dan orang-orang di sekitarnya. Anak merasa aman dan melihat bahwa dunia sekitarnya adalah aman.

2. Tahap Membangun Otonomi (Autonomy vs. Shame & Doubt)

Tahap psikososial kedua berlangsung dalam rentang usia 18 bulan – 3 tahun.

Dalam fase ini, anak memulai mengembangkan otonomi diri, kemampuan melakukan sebuah hal secara mandiri. Proses stimulasi kemandirian seperti toilet training, makan minum sendiri, berpakaian, memilih dan bermain sendiri menjadi stimulasi krusial anak untuk mengembangkan kontrol dirinya.

Jika kemandirian anak dan kontrol dirinya berkembang, anak bisa mengatasi rasa malu dan keraguan akan kemampuannya.

3. Tahap Berinisiatif (Initiative vs. Guilt)

Tahap psikososial ketiga berlangsung dalam rentang usia 3 – 5 tahun.

Dalam fase ini, anak mulai mencoba dan mengembangkan inisiatifnya. Anak banyak bertanya dan mencoba hal-hal baru yang ada di sekitarnya.

Jika pertanyaan dan keingintahuan ini difasilitasi, anak akan mengembangkan kepercayaan diri untuk berinisiatif. Sebaliknya, jika keingintahuan anak diabaikan dan anak sering mendapat larangan/kritikan saat ingin mencoba sesuatu, anak akan merasa bersalah atau inisiatif dan keingintahuannya.

4. Tahap Merasa Mampu (Industry vs. Inferiority)

Tahap perkembangan psikososial anak selanjutnya adalah saat anak mulai masuk usia sekolah: 6 – 11 tahun.

Dalam rentang usia ini, anak-anak mulai berinteraksi dengan temannya di sekolah dan mulai menjalani kegiatan belajar yang lebih formal. Anak mulai mengembangkan rasa bangga, mampu memahami/melakukan, dan mencapai prestasi dengan kemampuan mereka.

Dalam tahap ini, anak-anak membutuhkan apresiasi, dukungan dan dorongan untuk mengembangkan rasa mampu (kompetensi). Sebaliknya, tantangan anak pada fase ini adalah merasa rendah diri (inferior) karena tidak mampu dan tidak mendapatkan dukungan/apresiasi yang dibutuhkannya.

5. Tahap Membangun Identitas (Identity vs. Confusion)

Tahap perkembangan psikososial ke-5 terjadi saat anak mulai menginjak masa remaja (12 – 18 tahun).

Pada fase ini, anak mulai membangun identitas dirinya. Anak bertanya-tanya dan mencari jawaban untuk pertanyaan: siapa saya? Pada fase membangun identitas pribadi ini, anak remaja mengeksplorasi perilaku, peran, dan identitas yang berbeda.

Para remaja yang menemukan rasa identitas akan merasa aman, mandiri, dan siap menghadapi masa depan, sementara mereka yang tetap bingung mungkin merasa tersesat, tidak aman, dan tidak yakin akan tempat mereka di dunia.

Itulah sebabnya, penting bagi orangtua dan orang dewasa memberikan dukungan yang memberikan anak agar bisa menemukan identitas dirinya dengan nyaman dan aman.

6. Tahap Menjalin Kedekatan (Intimacy vs. Isolation)

Di tahap awal dewasa (19 – 40 tahun), seseorang mulai berada dalam tahap tahap psikososial keenam yang berfokus pada pembentukan hubungan yang intim dan penuh kasih dengan orang lain.

Seseorang mulai mengenal pacaran, melakukan pernikahan, membentuk keluarga, dan membangun persahabatan.

Jika berhasil membangun hubungan cinta dengan orang lain, individu dapat mengalami cinta dan menikmati keintiman. Mereka yang gagal membentuk hubungan yang intim dengan orang lain bisa merasa terisolasi dan sendirian.

7. Tahap Dewasa (Generativity vs. Stagnation)

Tahap dewasa dijalani dalam rentang usia 40 – 65 tahun.

Dalam tahap psikososial berikutnya, tantangan yang dihadapi bergeser menjadi rasa berguna dan bertumbuh. Seseorang membutuhkan tujuan dan berkontribusi yang melampaui individualitasnya.

Membesarkan keluarga, bekerja, dan berkontribusi pada komunitas adalah contoh cara seseorang mengembangkan rasa memiliki tujuan. Mereka yang gagal menemukan cara untuk berkontribusi mungkin merasa terputus dan tidak berguna.

8. Tahap Kematangan (Integrity vs. Despair)

Tahap psikososial terakhir dimulai sekitar usia 65 tahun.

Selama periode waktu ini, individu melihat kembali hidupnya. Pertanyaan utama selama tahap ini adalah, “Apakah saya menjalani kehidupan yang bermakna?”

Mereka yang merasa hidupnya bermakna akan merasakan kedamaian, kebijaksanaan, dan kepuasan, bahkan ketika menghadapi kematian.

Sebaliknya, seseorang yang merasa gagal dan tidak menjalani hidup dengan baik, mereka akan merasakan kepahitan, penyesalan, bahkan perasaan putus asa.

The post 8 Tahap Perkembangan Psikososial Manusia appeared first on Rumah Inspirasi.

Tahap Psikososial 1: Bayi Belajar Mempercayai

$
0
0

Tahap perkembangan anak yang pertama menurut teori psikososial Erik Erikson terjadi pada usia bayi hingga sekitar 18 bulan.

Menurut Erikson, ini adalah periode terpenting dalam kehidupan anak karena pada periode ini anak/bayi membentuk pandangan mereka tentang dunia serta kepribadian mereka secara keseluruhan.

Menurut teori perkembangan psikososial Erikson, ada 8 (delapan) tahap perkembangan manusia yang berjalan seumur hidup. Pada setiap tahap, orang menghadapi konflik dan tantangan yang berdampak pada pertumbuhan kapasitas psikososial: apakah dia mendapatkan peneguhan psikologis atau mengalami kemunduran dan masalah psikologis sesuai tahapannya.

Membangun Kepercayaan (Trust)

Fase pertama perkembangan bayi ini disebut fase membangun kepercayaan (trust). Jika gagal, anak akan tidak percaya pada sekitarnya (mistrust). Tantangan pada fase ini adalah trust vs. mistrust.

Pada periode setelah lahir, bayi hampir sepenuhnya tergantung pada ibu dan pengasuhnya. Apapun yang dilakukan Ibu/pengasuh akan berdampak besar pada kualitas kesehatan fisik dan psikologis bayi karena kapasitas bayi untuk merespon masih sangat terbatas.

Erikson percaya bahwa pola awal kepercayaan membantu anak-anak membangun dasar kepercayaan yang kuat yang penting untuk perkembangan sosial dan emosional mereka.

Jika seorang anak bisa mempercayai sekitarnya, mereka akan merasa aman dan tenteram di dunia.

Cara Membangun Rasa Aman dan Kepercayaan

Cara utama yang dapat dilakukan orangtua untuk membangun kepercayaan dengan bayi adalah dengan merespons ketika mereka mencoba berkomunikasi. Karena bayi belum bisa menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan diri, mereka menggunakan tangisan sebagai sarana berkomunikasi.

Tangisan bayi merupakan pesan kepada orangtua bahwa mereka membutuhkan sesuatu, misalnya: makanan/minuman karena mereka lapar/haus, kasih sayang karena merasa merasa gelisah/tidak nyaman/lelah, penanganan karena ada yang sakit, dan sebagainya.

Ketika bayi semakin besar, mereka tak hanya berkomunikasi dengan tangisan, tapi juga menggunakan ekspresi non verbal seperti senyum, tawa, gerak tubuh, dan sebagainya.

Jadi, kunci penting untuk membangun kepercayaan adalah mengenal gaya komunikasi bayi Anda dan membangun koneksi dengannya. Perhatikan dan tanggapi sinyal-sinyal dari bayi: tangisan, gerakan tubuh, bisikan, atau bahkan kata-kata.

Jika bayi tahu bahwa Anda merespon mereka dan memenuhi kebutuhan mereka, itu akan membantu mereka untuk mempercayai Anda dan dunia sekitarnya.

Dengan merespons tangisan bayi dan komunikasi bayi Anda dengan cepat dan tepat, Anda sedang membangun fondasi kepercayaan.

Jika Anak Mempercayai Sekitar

Jika bayi merasa aman dan belajar mempercayai pengasuh di masa bayi, mereka akan merasa aman. Rasa aman itu akan membuat mereka berani mencoba mengeksplorasi dunia sekitarnya.

Rasa aman dan percaya itu juga membuat anak bisa membentuk hubungan saling percaya dengan orang lain sepanjang hidup mereka.

Jika Anak Tidak Percaya pada Sekitar

Ketidakpercayaan dapat menyebabkan anak menjadi takut, bingung, dan cemas. Kondisi psikologis ini dapat membuat mereka sulit untuk membangun hubungan yang sehat. Dalam jangka panjang, kondisi mental ini dapat menyebabkan dukungan sosial yang buruk, isolasi, dan kesepian .

 

 

 

The post Tahap Psikososial 1: Bayi Belajar Mempercayai appeared first on Rumah Inspirasi.

Tahap Psikososial 2: Anak Belajar Kemandirian

$
0
0

Setelah tahap pertama psikososial yaitu membangun kepercayaan (trust) pada dunia sekitarnya, anak mulai masuk pada perkembangan tahap ke-2 yaitu belajar kemandirian.

Fase belajar kemandirian ini berlangsung pada rentang usia 18 bulan – 3 tahun.

Menurut teori perkembangan psikososial Erikson, ada 8 (delapan) tahap perkembangan manusia yang berjalan seumur hidup. Pada setiap tahap, orang menghadapi konflik dan tantangan yang berdampak pada pertumbuhan kapasitas psikososial: apakah dia mendapatkan peneguhan psikologis atau mengalami kemunduran dan masalah psikologis sesuai tahapannya.

Belajar Kemandirian (Autonomy)

Belajar kemandirian (otonomi) adalah proses kedua dari tahap perkembangan psikososial Erik Erikson.

Menurut Erikson, anak-anak pada tahap ini berfokus pada pengembangan rasa kontrol diri yang lebih besar.

Dalam fase ini, anak belajar untuk melakukan sendiri berbagai hal yang terkait dengan hidupnya. Dengan bantuan orangtua dan pengasuh, anak belajar melakukan berbagai hal tanpa bantuan, misalnya: makan dan minum sendiri, mandi, buang air kecil (BAK), buang air besar (BAB), toilet training, dan sebagainya.

Pertanyaan Utama pada fase ini adalah: “Apakah saya bisa melakukan sendiri atau saya bergantung pada bantuan orang lain?”

Cara Membangun Kemandirian

Pada rentang usia anak 18 bulan hingga 3 tahun, anak-anak mulai mengekspresikan kebutuhan yang lebih besar untuk mandiri dan memiliki kontrol atas diri mereka dan dunia di sekitar mereka.

Dalam tahap perkembangan sebelumnya, anak-anak hampir sepenuhnya bergantung pada orang lain untuk perawatan dan keselamatan mereka. Selama tahap inilah anak-anak membangun fondasi kepercayaan di dunia.

Namun, ketika mereka maju ke tahap kedua, penting bagi anak kecil untuk mulai belajar kemandirian dan kendali pribadi. Saat mereka belajar melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri, mereka membangun rasa kontrol atas diri mereka sendiri dan kepercayaan atas kemampuan mereka sendiri.

Beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua tahap perkembangan psikososial ini.

~ Memberikan kesempatan kepada anak untuk mandiri. Biarkan mereka memilih makanan, pakaian, dan mainan sendiri.

~ Berikan dukungan anak-anak untuk toilet training. Jangan menghukum jika mereka belum bisa atau membuat masalah dalam proses toilet training.

~ Berikan area yang aman dan dampingi anak bermain secara mandiri dalam pengawasan Anda atau pengasuh yang dipercaya anak.

~ Selalu sampaikan dukungan dengan kata-kata positif bahwa Anda mendukung proses belajar anak menjadi mandiri dan semakin terampil dengan dirinya sendiri. Apresiasi setiap perkembangan kecil yang diraih anak.

Jika anak mandiri

Anak-anak yang berhasil menyelesaikan tahap belajar kemandirian ini, mereka akan merasa aman dan percaya diri.

Dengan modal rasa aman dan kepercayaan diri, anak akan lebih mampu menjelajahi dunia yang lebih luas dan menguasai keterampilan sosial, akademik, dan lainnya.

Jika anak tidak mandiri

Penting sekali bagi orangtua untuk memberikan dukungan pada anak, bukan melakukan omelan, marah, dan hukuman pada saat mendampingi anak untuk berlatih kemandiriannya.

Jika anak lambat dan tak berhasil membangun kemandiriannya, mereka akan diliputi perasaan tidak mampu, malu dan ragu-ragu. Perasaan khawatir yang dialami anak semacam ini bisa berkorelasi terhadap pendekatan-pendekatan yang tidak tepat oleh orangtua saat membimbing anak mengembangkan kemandiriannya.

 

The post Tahap Psikososial 2: Anak Belajar Kemandirian appeared first on Rumah Inspirasi.

Psikososial 3: Anak Belajar Berinisiatif

$
0
0

Tahap ke-3 dalam perkembangan psikososial anak adalah belajar berinisiatif (initiative).

Dalam tahap sebelumnya, anak belajar mempercayai dunia sekitar dan belajar kemandirian.

Fase belajar berinisiatif ini terjadi pada rentang usia 3 – 5 tahun.

Menurut teori perkembangan psikososial Erikson, ada 8 (delapan) tahap perkembangan manusia yang berjalan seumur hidup. Pada setiap tahap, orang menghadapi konflik dan tantangan yang berdampak pada pertumbuhan kapasitas psikososial: apakah dia mendapatkan peneguhan psikologis atau mengalami kemunduran dan masalah psikologis sesuai tahapannya.

(c) Verywell / Nusha Ashjaee

Belajar Inisiatif (Initiative)

Ketika anak-anak memasuki tahun-tahun prasekolah mereka memulai tahap ketiga perkembangan psikososial yang berpusat pada inisiatif.

Jika mereka telah berhasil menyelesaikan dua tahap sebelumnya, anak-anak sekarang memiliki perasaan bahwa dunia dapat dipercaya dan mereka mampu bertindak secara mandiri.

Dalam proses lanjutannya, anak-anak belajar memahami bahwa mereka memiliki kapasitas dan kekuatan untuk menjelajahi dunia sekitar mereka. Mereka mencoba berbagai hal sendiri dan mengeksplorasi kemampuan mereka sendiri.

Dengan kemampuan melakukan inisiatif, anak-anak belajar mengembangkan arah tujuan mereka.

Cara Menstimulasi Inisiatif

Untuk mengembangkan kapasitas inisiatif anak, orangtua perlu memberikan ruang yang luas bagi anak-anak untuk mencoba sendiri kegiatannya.

Anak-anak belajar merencanakan kegiatan yang mereka inginkan, menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan.

Orangtua perlu mendorong anak mencoba hal baru dan menjelajahi lingkungan sekitar. Orangtua perlu membantu anak mengambil keputusan dan memberikan pilihan untuk diambil.

Dalam proses menstimulasi inisiatif anak, penting untuk memperluas toleransi terhadap kesalahan yang dilakukan anak. Jangan meremehkan inisiatif dan memarahi proses anak saat mencoba.

Anak mungkin akan mencoba memilih jenis kegiatan, teman, dan pilihan lain yang berbeda dari yang diharapkan orangtua. Anak juga mungkin melakukan kesalahan saat berkegiatan sesuai keinginannya.

Kemarahan akan membuat anak takut mencoba, memilih jalan aman, dan bergantung pada orang lain. Anak merasa malu terhadap diri sendiri.

Dalam fase ini, alat sitmulasi utama adalah bermain dan kegiatan role play (bermain peran).

Jika anak berinisiatif

Keberhasilan dalam tahap ini membuat anak percaya diri dan memiliki tujuan. Dia tahu bahwa berinisiatif adalah hal yang baik dan bisa dilakukan. Dia semakin merasa nyaman dengan dirinya.

 

Jika anak merasa bersalah/tak mampu

Jika tidak berkembang, fase ini dapat membuat anak merasa bersalah dan merasa tak mampu. Anak-anak takut mencoba hal baru, sering merasa bersalah.

Padahal, kehidupan pasti melibatkan hal baru dan keberanian mencoba. Kita tak bisa menghindari kesalahan sama sekali sehingga anak-anak perlu belajar menerima kesalahan sebagai bagian yang wajar dari proses bertumbuh.

 

The post Psikososial 3: Anak Belajar Berinisiatif appeared first on Rumah Inspirasi.


Launching kelas seni pop-up Kreasita

$
0
0

Alhamdulillah. Puji syukur. Akhirnya Tata berhasil membungkus produk kelas ke-2 Kreasita yaitu kelas “Seni Pop-Up”. Di usianya yang ke-17, Tata berhasil melahirkan 2 produk kelas online.

Tanggal launching atau peluncuran produk ke-2 Kreasita ini unik: tanggal 10 bulan 10 tahun 2021. 101021.

Kelas “Seni Pop-Up” adalah kelas online untuk anak dan orang dewasa berisi panduan belajar keterampilan dan kreativitas. Secara bertahap, Tata mengajarkan dasar-dasar pop-up craft, belajar aneka mekanik pop-up, membuat kartu pop-up, hingga membuat rumah pop-up.

Selama lebih dari 6 bulan, Tata melakukan riset, merancang kelas, hingga membuat video tutorial tentang pop-up ini. Bagi kami yang mendampingi Tata, proses ini lumayan menguras emosi. Apalagi untuk Tata yang harus bongkar pasang, juga begadang, serta membuat rekaman video tutorial.

Dari sisi konten, semua proses R&D & produksi dilakukan oleh Tata: riset, eksplorasi pop-up, membuat silabus, merancang materi panduan, membuat pop-up untuk kelas, merancang tutorial, shooting video, hingga editing.

Peran Lala adalah menjadi teman diskusi untuk proses Tata. Peran saya menjadi gate keeper agar proses pembuatan produk tetap berjalan kendatipun mengalami pasang dan surut.
Hari ini, Tata seharian membuat sketch homepage Kreasita dan menemani Lala menyelesaikan finalisasi terkait landing page dan sistem transaksi di Kreasita.

Kelas Seni Pop Up Kreasita

Pfuih, lega.

Semoga Kreasita ini bisa jadi alat yang bisa membantu orangtua untuk mengasah kreativitas anak-anak dan juga membangun budaya berkarya di rumah.

Informasi lebih lengkap tentang kelas seni-pop up Kreasita: https://kreasita.com/seni-pop-up/

The post Launching kelas seni pop-up Kreasita appeared first on Rumah Inspirasi.

Terpisah di Empat Kota Berbeda

$
0
0

Sabtu, 30 Oktober 2021. Tiba-tiba keluarga kami berada dalam kondisi unik: terpisah di 4 kota berbeda!

Lala & aku ada di Bandung. Tata di Semarang. Yudhis di Yogya. Duta di Jakarta.

Bagi keluarga lain mungkin kondisi ini biasa saja. Tapi bagi keluarga kami yang sejak kecil selalu runtang-runtung bersama, ini adalah sebuah fase baru kehidupan keluarga kami.

“Guys, kita video call yuk buat mengabadikan momen penting keluarga kita,” Lala berkirim pesan kepada anak-anak.

Simpang Jalan

 

Kehidupan berkembang. Perubahan adalah bagian dari tanda-tanda positif bahwa hidup kita tidak stagnan. Kita perlu merangkul perubahan itu dengan lapang hati tanpa penyesalan.
Pelajaran besar yang kami terima sebagai orangtua dari momen ini adalah: waktu berjalan sangat cepat.

Kita perlu belajar menikmati momen demi momen bersama anak, baik momen membahagikan maupun momen masalah yang terjadi, membangun bonding dan connection yang kuat bersama mereka.

Jangan sampai kita menyesal karena merasa belum melakukan apa-apa bersama anak. Jangan sampai kita meratap karena anak-anak memilih dekat dengan orang lain dibandingkan kita karena kita sendiri selama ini memang tak berusaha merajut kedekatan itu.

Pada awalnya kami agak galau dengan kondisi ini. Tapi saat bersamaan, kami berbahagi karena ini adalah pertanda anak-anak semakin mandiri dengan kehidupan dan pilihannya masing-masing.

Momen seperti ini menyegarkan dan memberikan peneguhan kepada kami untuk terus hidup pada saat ini, berlatih untuk terus mindful dengan segala kondisi.
Minggu depan, bulan depan, dan tahun depan mungkin keadaan sudah berbeda lagi.

Dalam sesi video call ini, sempat tercetus celetukan bersama anak-anak.

“Sekarang kita ada di 4 kota berbeda. Jangan-jangan sebentar lagi kita akan ada di 4 negara berbeda ya?”

Kami membayangkan Duta turnamen catur di Eropa, Tata sedang residensi di Jepang atau Cina, Yudhis sedang di Amerika, sementara kami entah ada di mana.

Hidup rasanya semakin seru!

The post Terpisah di Empat Kota Berbeda appeared first on Rumah Inspirasi.

Homeschooling: Pilih Kuliah atau Tidak Kuliah?

$
0
0

Homeschooling dijalani saat usia sekolah sampai SMA. Anak-anak homeschooling tak ada masalah dengan ijazah karena bisa mengikuti ujian di PKBM untuk mendapatkan ijazah Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA).

Homeschooling Jalur Kuliah

Dalam pengalaman homeschooling keluarga kami, kami sudah melewati jalur kuliah. Kami sudah membuktikan bahwa anak homeschooling bisa kuliah.

Itulah pengalaman yang dijalani anak pertama kami, Yudhistira.

Walaupun sudah cukup banyak punya pengalaman magang profesional saat SMA, dia memilih untuk kuliah. Yudhis memilih untuk kuliah dan diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Proses yang dijalani Yudhis adalah:
~ mengikuti Ujian Paket A (mendapat ijazah setara SD)
~ mengikuti Ujian Paket B (mendapat ijazah setara SMP)
~ mengikuti Ujian Paket C (mendapat ijazah setara SMA)

Setelah punya ijazah Paket C, Yudhis mendaftar tes masuk perguruan tinggi melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Untuk persiapannya, setahun sebelumnya Yudhis ikut Bimbel untuk menguatkan kemampuan akademisnya.

Yudhis berhasil lulus Ujian SBMPTN dan diterima di FE UI angkatan 2019.

Yudhis menuliskan pengalamannya menjalani homeschooling dan persiapan kuliah ke UI dalam buku “Pembelajar Mandiri”.

Jadi, anak homeschooling tak masalah untuk kuliah di Universitas Negeri. Kuncinya ada di kemampuan anaknya: apakah dia lolos seleksi atau tidak.


Homeschooling Jalur Profesional/Bisnis

Anak kami kedua, Tata, saat ini sedang merintis bisnis kelas online Kreasita. Kelas Online Kreasita mengajari anak menggambar sederhana. Kelas ini juga digunakan oleh orangtua yang merasa tidak bisa menggambar dan ingin menemani anaknya menggambar.

Biaya kelas ini murah, hanya Rp 175 ribu/tahun untuk satu kelas. Selain kelas mengambar sederhana, Tata juga baru saja menyelesaikan kelas baru yaitu membuat kartu/seni pop-up.

Nah, bisnis Kreasita ini sedang berkembang. Tata bukan hanya menikmati uang yang diperoleh, tapi dia juga menikmati proses berkarya dan fleksibiltas yang diperolehnya.

Itu yang membuat Tata ragu untuk melanjutkan kuliah karena itu berarti dia harus berkomitmen selama 4 tahun pada bidang yang sama.

Kuliah atau Tidak Kuliah?

Sebagai orangtua, kami menyerahkan keputusan kuliah atau tidak kuliah pada anak-anak. Bagi kami, ini adalah bagian dari proses mereka mengambil keputusan sebagai seorang dewasa muda.

Bagaimana pandangan kami tentang kuliah?

Menurut saya, kuliah adalah salah satu tempat mengasah keahlian, membangun jejaring dan pintu masuk dunia profesional. Dulu kuliah menjadi satu-satunya jalan.

Tapi dunia sudah berubah. Perguruan Tinggi bukan satu-satunya jalan mengasah keahlian.

Ada area membutuhkan kuliah, tapi ada juga yang tidak. Bidang ekonomi makro seperti yang diminati Yudhis membutuhkan kuliah agar bisa terhubung dengan para profesor dan sumber belajar yang bagus. Bidang yang digeluti Tata, yaitu menggambar, seni & bisnis bisa diasah dengan cara yang berbeda, tanpa harus kuliah.

Jadi, ketika Tata minta izin untuk menunda kuliah, kami tak mempermasalahkannya. Dunia ini luas. Banyak jalan yang bisa dieksplorasi. Yang penting tidak berhenti belajar dan bertumbuh.

Berikut ini percakapan ringkas kami bersama Tata:

Menunda Kuliah

“Boleh nggak aku menunda kuliah?” tanya Tata dalam diskusi kami beberapa malam yang lalu.

Setelah Tata menyelesaikan workshop menggambar Kreasita.com berkolaborasi dengan Tombow, kami mendiskusikan beberapa hal bersama Tata: rencana kegiatan jangka pendek, pengembangan Kreasita, dan arah rencana personal Tata.

Kami duduk bersama di meja usai makan malam. Ada Lala, saya, dan Yudhis yang ikut mendengarkan. Duta main di sekitar dan sesekali ikut bergabung.

“Boleh. Mengapa?” aku menjawab pertanyaan Tata terkait permintaannya menunda kuliah.

“Aku sudah pikir-pikir, kayaknya aku belum butuh kuliah saat ini. Aku suka hal-hal yang berbau budaya dan tidak mau terikat dalam jangka panjang dengan komitmen kuliah. Aku ingin bikin-bikin dan mengeksplorasi proyek jangka pendek.”

“No problem,” kata Lala. “Zaman memang sudah berubah. Banyak cara untuk mengasah keahlian. Dari hasil mengembangkan Kreasita.com, kamu bisa mengumpulkan uang untuk ikut aneka workshop dari ahli di bidang yang kamu tekuni. Kamu bisa cari workshop di Jepang, Eropa, Amerika atau di manapun sesuai kebutuhanmu.”

“Atau, kamu bisa residensi seni di sebuah kota/negara tertentu.”

“Apa itu residensi seni?” tanya Tata.

“Residensi seni berarti kamu tinggal dan berkarya di tempat tertentu agar menemukan pengalaman baru. Kamu bisa tinggal sebulan atau lebih di Bali, Spanyol, Amerika, atau di manapun. Kamu hidup dan menyerap energi kreatif di tempat lokal itu untuk inspirasimu berkarya.”

“Wah, seru juga yaa.. Berapa tahun aku bisa menunda kuliah, kak?” tanya Tata kepada Yudhis.

“Kalau kamu mau kuliah negeri, maksimum 3 tahun setelah Ujian Paket C. Kalau swasta nggak ada batasan. Kalau mau bebas, kamu tunda saja Ujian Paketmu. Kalau mau kuliah baru kamu ambil Ujian Paket C.”

“Kayak gap year gitu ya?”

“Intinya bukan sekadar menunda kuliah. Tapi kamu memang benar-benar bertumbuh dengan cara yang berbeda dari kuliah. Jangan sampai gap year cuma jadi alasanmu nggak mau belajar.”

Diskusi di meja makan itu semakin seru. Hampir 3 jam kami mengobrol di meja makan. Diskusi dihentikan karena Duta sudah terkantuk-kantuk dan berusaha memahami pembicaraan yang agak jauh dari dunia yang diketahuinya.

 

 

 

 

The post Homeschooling: Pilih Kuliah atau Tidak Kuliah? appeared first on Rumah Inspirasi.

Pembukaan Kejurnas Catur Junior 2021 di Belitung

$
0
0

Kejuaraan Catur Nasional Junior 2021 dibuka oleh Ketua Percasi Utut Adianto pada Jumat, 20 November 2021. Kejurnas berlangsung tanggal 19-26 November di Bahamas Hotel & Resort, Tanjung Pandan Belitung.

Kejuraaan catur ini diikuti 271 peserta dari 27 provinsi di Indonesia.

Kejurnas Catur Junior 2021

Kejurnas ini menjadi turnamen resmi Percasi tatap muka pertama yang diselenggarakan usai pandemi Covid.

Ada 7 kategori dalam Kejurnas Catur Junior 2021, ini, yaitu:

  • Kelompok Usia (KU 7) – Kelompok G Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 9) – Kelompok F Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 11) – Kelompok E Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 13) – Kelompok D Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 15) – Kelompok C Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 17) – Kelompok B Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 19) – Kelompok A Terbuka & Putri

Juara 1 di kelompok Usia B-F akan mendapatkan gelar MP (Master Percasi) dan berhak mengikuti Kejurnas di tahun berikutnya.

Juara 1 di Kelompok Usia A mendapatkan gelas MN (Master Nasional) dan juara 2 mendapatkan gelas MP (Master Percasi).

Selain mendapat mendali, ada hadiah uang untuk pemenang perorangan maupun untuk provinsi yang mendapatkan medali terbanyak.

Provinsi yang menjadi juara umum akan mendapatkan Piala PB Percasi dan uang pembinaan sebesar Rp 12.500.000.

Berikut ini distribusi hadiah Kejurnas Catur Junior 202.

Hadiah Kejurnas Catur Junior

The post Pembukaan Kejurnas Catur Junior 2021 di Belitung appeared first on Rumah Inspirasi.

H0: Berangkat Kejurnas Catur ke Belitung

$
0
0

Akhirnya waktunya sampai juga.

Duta dan aku berangkat ke Belitung untuk mengikuti Kejurnas Catur Junior.

Ini adalah Kejurnas kedua yang diikuti Duta. Kejurnas pertama diikuti Duta waktu di Aceh.

Duta berangkat ke Belitung sebagai anggota tim catur DKI Jakarta setelah berhasil menjadi juara 1 Kejurda DKI untuk kelompok usia 13 tahun.

Kejurnas Catur 2021

Persiapan Keberangkatan

Setiap kali mengikuti kepergian bersama kontingen olahraga yang didanai oleh Pemda, salah satu isunya adalah tentang pemesanan hotel dan tiket pesawat. Duta berangkat bersama kontingen DKI Jakarta dan semua akomodasi diurus oleh Percasi DKI.

Tapi untuk pendamping seperti aku, prosesnya harus dilakukan sendiri. Artinya, aku harus pesan tiket pesawat, hotel dan seluruh akomodasi secara mandiri.

Nah, problemnya mencari kepastian pesawat yang digunakan dan hotel yang ditempati kontigen itu tidak mudah. Kepastian sulit didapatkan sementara harga tiket pesawat dan hotel terus merangkak naik mendekati hari keberangkatan.

Akhirnya aku gambling memesan tiket pesawat melalui Traveloka. Atas saran salah satu orangtua pecatur yang senior, aku berangkat saja go show tidak memesan hotel karena hampir semua hotel yang dekat lokasi pertandingan sudah penuh. Tapi saat bertemu dengan para orangtua pecatur junior yang lain, aku disarankan untuk ambil hotel yang ada dulu saja sambil berharap Bahamas Hotel yang menjadi lokasi pertandingan akan ada yang kosong di hari Senin. Akhirnya aku ikut memesan kamar di Audi Inn melalui Mama Morado.

Kejurnas Catur 2021

Hari Keberangkatan

Ujian pertama: kami pisah pesawat. Duta berangkat dengan kontingen DKI, sementara aku dengan pesawat lain berangkat 30 menit setelahnya. Sehari sebelumnya, kami sudah Antigen di KONI DKI Jakarta. Duta juga sudah dua kali vaksin Pfizer sehingga kami tenang.

Karena pesawat berangkat pagi, panitia meminta kami semua sudah di Bandara Soekarno Hatta pukul  4 pagi. Jadilah Duta dan aku berangkat pukul 2 pagi dari rumah untuk memastikan perjalanan lancar.

Ini jadi perjalanan pesawat pertama kami di era pandemi. Semoga lancar dan penuh berkah.

Semoga Duta bisa mendapatkan yang terbaik dalam Kejurnas ini.

 

 

The post H0: Berangkat Kejurnas Catur ke Belitung appeared first on Rumah Inspirasi.

Daftar Peserta Kejurnas Catur Junior 2021

$
0
0

Kejuaraan Catur Nasional Junior 2021 di Tanjung Pandan Belitung diikuti 271 peserta dari 27 provinsi di Indonesia.

Ada 7 kategori dalam Kejurnas Catur Junior 2021, ini, yaitu:

  • Kelompok Usia (KU 7) – Kelompok G Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 9) – Kelompok F Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 11) – Kelompok E Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 13) – Kelompok D Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 15) – Kelompok C Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 17) – Kelompok B Terbuka & Putri
  • Kelompok Usia (KU 19) – Kelompok A Terbuka & Putri
Kejurnas Catur 2021
(c) Photo by Upi D. Tamin

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 7) – G Terbuka

  • Benjaminazhel Gunawan (DKI Jakarta)
  • Calief Mahira Atharizz (Jatim)
  • Dannish Rayyan Alfasya (Jabar)
  • Gabriel Yoel Abinaya Guritno (DKI Jakarta)
  • Georgio Gabe Butarbutar (DKI Jakarta)
  • Muhamad Saud Al Farabi (DKI Jakarta)
  • Neo Batong (DKI Jakarta)
  • Putu Kayana Wiryawan (Bali)

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 7) – G Putri

  • Alicia Sharone Lo (DKI Jakarta)
  • Alshamikha Maygi Sakhiya (Jabar)
  • Siti Fatimatuz Zahro (Jatim)
  • Syaqilah Ammira Putri (Riau)

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 9) – F Terbuka

  • Zaidan Doni Rezkiano (Jateng)
  • Fitsal Aswa Muzafkar (Jatim)
  • Hamizan Malik Yasir (Riau)
  • Almagro Hasian Gultom (DKI Jakarta)
  • Benediktus Kevin A (Jabar)
  • Bill Haqiqi (Riau)
  • Braveheart H.C. Lumunon (Sulut)
  • Farrel Kays Mahendra (DKI Jakarta)
  • Kenny Horasino Bach (DI Yogyakarta)
  • Narayana Mulya Wicaksana (Jatim)
  • Satria Fachruddin Lubis (Jabar)
  • Tristan Haidar (Jabar)

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 9) – F Putri

  • WNM Josephine Grace Rondonuwu (Jatim)
  • Azyan Athaliyah Ardya (Riau)
  • Haggai Princess Rachel Fonataba (DKI Jakarta)
  • Joanna Natalie Lo (DKI Jakarta)
  • Shaina Aylakiva Megaranto (Jabar)
  • Shalom Ctleya Marceline Papian (Kaltara)

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 11) – E Terbuka

  • Pipin Irfan Silaen (Jabar)
  • Steven Tan (DKI Jakarta)
  • MNM As Syahsyah Syakish Thirof (Jatim)
  • Darren Emmanuel A Tan (Jabar)
  • Hikam Athoilah (Jateng)
  • Langit Boedhy Chaniago (Riau)
  • Marchello Hugo Rondonuwu (Jatim)
  • Rafa Firjatullah (Kalteng)
  • Adwa Fattah Achmad (DKI Jakarta)
  • Gervasius Ludwig Setiawan (DKI Jakarta)
  • Adelino Ilham (Banten)
  • Alfariza Yumar (Jabar)
  • Azhar Oktavianto (Kalteng)
  • Bagas Valentino (Kaltim)
  • Bineka Surya Jonatan (Jabar)
  • Jaka Adi Wibawa (Jateng)
  • M. Ali Al Faruq (DI Yogyakarta)
  • Muhammad Abdillah Fatih (Jabar)
  • Ahmad Rifa’i (Kalsel)
  • Raditra Siddiq Zulhilmi (DKI Jakarta)
  • Shawn Alamsyah (DKI Jakarta)
  • Winartha (Jabar)

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 11) – E Putri

  • Claretta Nathania Handoko (Jatim)
  • Karania Ekayana R S (Jatim)
  • Fatonah Almugniasari (DKI Jakarta)
  • Nadhifa Azzahra (Jabar)
  • Afifah Al Farras Hernas (Riau)
  • Arini Angelina Lovly (Jabar)
  • Bunga Putri Khalifa (Jabar)
  • Febby Gracia (Kalteng)
  • Jennifer Lawrence Hamdany (DKI Jakarta)
  • Marvellyne Yang (Banten)
  • Maryam Azzahra (DKI Jakarta)
  • Nyoman Yurisaka Kirana Paramartha P.  (Bali)
  • Zilla Altofun Nisa (Sulteng)
Peserta Kejurnas Catur Junior 2021
Photo by Upi D. Tamin

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 13) – D Terbuka

  • NM Claudio Lasama (DKI Jakarta)
  • NM Arjuna Satria Pamungkas (Jatim)
  • Akbar Adriano (Kep. Riau)
  • Maximiliano Marrhuimawan (Banten)
  • Uriel Noah Oloan Sidabutar (DKI Jakarta)
  • Miracle Carang Gesang (DKI Jakarta)
  • Pratama Kevin Aurick (Jatim)
  • Morado Solafide Immanuel Simanjuntak (DKI Jakarta)
  • NM Muhammad Rizky Prima Nugraha (Kalsel)
  • Adam Ahmad H. (Jatim)
  • Satria Duta Cahaya (DKI Jakarta)
  • Kevin Theofilus (DKI Jakarta)
  • Ronen Martin Tua Sidabutar (DKI Jakarta)
  • Made Dipa Nugraha Paramartha Putra (Bali)
  • Andreas Tio Parulian T (Jabar)
  • Muhamad Khairul Siddiq (Jateng)
  • Muhammad Muzavi (Riau)
  • Prananda Ahyan Yunansyah (Jatim)
  • Muhammad Muzava (Riau)
  • Taufik Defansya Enda (Gorontalo)
  • Agha Faiz Ramdhani (Jabar)
  • Adly Juandra (Bengkulu)
  • Andra Wijaya (Jatim)
  • Chevenzo Mumtazilla (SUMSEL)
  • Jonifar Setepi (Lampung)
  • M. Alpha Ivan Nafis (NTB)
  • M. Ilham Rizky Maulana (Jateng)
  • Muh Nur Aulady (SULBAR)
  • Muhammad Fakhri Aini (Kalsel)
  • Muhammad Rahman Puspoyo (Riau)
  • Muhammad Rizziq (Aceh)
  • Nul Karim Maulana (DKI Jakarta)
  • Raja Ferdinand Abraham (D.I. Yogyakarta)
  • Sergio Canafaro Rori (KALTIM)
  • Theodorus Nathaniel Walukow (DKI Jakarta)

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 13) – D Putri

  • WNM Shafira Devi Herfesa (D.I. Yogyakarta)
  • Aubrey Athallya Putri Santiko (Jatim)
  • Nishfa Dayyana Rahmah (Kalsel)
  • Clementia Adeline (DKI Jakarta)
  • Syifa Rakhmatuzahra (Kalteng)
  • Estrelyta Shayna Putri Kambuno (Jateng)
  • A’isyela Novita (Jateng)
  • Zarquel Mawaddah (DKI Jakarta)
  • Regina Trianita Prasetyo (Riau)
  • Ancika Palimsa Gultom (DKI Jakarta)
  • Adinda Cantika Chelsea (Jabar)
  • Emily Jade Lim (DKI Jakarta)
  • Niken Sicylia Stevanova (Kaltara)
  • Nikita Theopila Tantoso (Banten)
  • Velin Trienjel Putri (Lampung)
Kejurnas Catur 2021
(c) Photo by Upi D. Tamin

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 15) – C Terbuka

  • Reynard Kristopher  – Banten
  • Stevanky – Jabar
  • Fabian Glen Mariano – Bali
  • Karunia Bagus Tri Laksa – Jatim
  • Muhammad Ikhlassul Amri Utama – Jabar
  • Nafhan Itmamil Humam – Jatim
  • Blessing From Heaven – Jateng
  • Oka Satria Ramadani – Jateng
  • Marvellino Winata – DKI Jakarta
  • Aksel Ariafathek – Banten
  • Nathanael Dieudonne Benedictus Simanihuruk – DKI Jakarta
  • Samuel Keanu J Doda – Banten
  • Cleon Amadeus Surya – DKI Jakarta
  • Richie Hermawan – Riau
  • Naufal Hafizh Riady – Kalbar
  • Afif Alfarisi Hernas- Riau
  • Rido Okta Priady – Kalbar
  • Muhammad Zidan – Riau
  • Mu’ammar Ravi – Riau
  • Immanuel Christian P. Simanullang – Banten
  • Muhammad Hafizh – Kaltim
  • Abelard Rafael Jeremia Widlan – DKI Jakarta
  • Amrafel Hardman Tendean – Sulut
  • Faridz Zaki Tri Kustiyanto – D.I. Yogyakarta
  • Fathurozi – Babel
  • Galang Aditya Wardhana – Kalsel
  • Godwin Liem – Jateng
  • Husin Nafarin – Kalsel
  • Jhonata Lawrence – Babel
  • M. Alfisyahri- Sumut
  • Muh Nur Aulady – Sulbar
  • Muhamad Dzikri Khoiral – Jabar
  • Muhammad Andika – Jabar
  • Muhammad Naufal Rizq Putra Wahyudi – Jatim
  • Rama Sancita Haring – Kalteng
  • Rosi Radja Binardo Simanjuntak – DKI Jakarta
  • Sergio Canafaro Rori – Kaltim
  • Steven – Babel
  • Yabes Paterson Maleakhi – Jabar
  • Yarahman – BABEL
  • Zaeik Nun Hansmuda – Jabar
  • Zidan Shafiq Prasetyo – DKI Jakarta

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 15) – C Putri

  • WNM Laysa Latifah – DKI Jakarta
  • Salsabila Diva – Riau
  • WNM Aulia Rochmah – DKI Jakarta
  • Nadya Deandra Wirawan – Banten
  • WNM Armenia Zendy Purwanto – Jateng
  • Adeeba Izzah Mumtaztaqiyya Ulayya – Jatim
  • Amrafel H. Tendean – Sulut
  • Cherishta Joane Nungki – Jateng
  • Anggraeni Putri Esterlita – Kalteng
  • Aura Syahrawani Nasir – Kaltim
  • Aisyah Putri – Riau
  • Devi Nurpalah Farizi – Jabar
  • Hana Aisha – Kaltim
  • Hillari Michella Pesik – Kaltim
  • Nabila Humaira Safitri – Kalsel
  • Nur Ainia Hasri – Sulbar
  • Syahkirani Dennisa – Bengkulu
  • Xandra Fredlina R – Kalsel

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 17) – B Terbuka

  • NM Nayaka Budhidharma – Jatim
  • FM Kemas Ade Krisna Mausyach Suri – DKI Jakarta
  • M. Robbit Isyami – Kaltim
  • CM Bintang Rassyid Arrafi Hidayat – Jatim
  • Yeremia Gerry Gibran Wibowo – Jabar
  • Nelson Lau – Kalbar
  • Raesutha Arya Cakrashena – Jakarta
  • Ahmad Rizik – Jateng
  • Ephesians Prismaranatha – Jateng
  • M. Gunawan Wibisono – Kaltim
  • Yusup Supriyadi – D.I. Yogyakarta
  • Duta Pardede – Sumut
  • David Yong Viano Goey – Kaltim
  • M. Naufal Dzakwan Parinduri – Sumut
  • Wahyu Hidayat Nasution – Riau
  • Imanuel Dave S – NTB
  • Lucas Simanihuruk – Bengkulu
  • Mousa Hamdallah – Jatim
  • Muhammad Bintang Saputra – Jambi
  • Muhammad Ikhsan Mubarak – Kalsel
  • Nur Ainia Hasri – Sulbar
  • Raden Syafiuddin – Kaltim
  • Rey Faldy – Babel
  • Rikie – Babel

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 17) – B Putri

  • WCM Theodora Paulina Walukow – DKI Jakarta
  • WNM Cecilia Natalie Liuviann – DKI Jakarta
  • Natasya Mulya Dewanti – Jabar
  • Zata Dirayati Adani – DKI Jakarta
  • Kamila Hildi Lavely – Jatim
  • Aurellia Vania Winanda – Jatim
  • Tri Utami – Kalbar
  • Ardita Prameswari Kusuma – Jateng
  • Anggita Sekar Ayu – D.I. Yogyakarta
  • Bulan Nainggolan – Sumut
  • Michelle Gabriela Yang – DKI Jakarta
  • Nafiska Sayekti A – Kaltim
  • Sinar Gema – Kaltim
  • Anggi Ega Widya – Riau
  • Luh Putu Ika Jayanti Paramartha Pu – Bali
  • Mutiara Hani – Jambi
  • Nisrina Almaas Tsabita – Jatim
  • Nur Rahmadani Wiguna – Jambi
  • Rahmaini Nanda Alwi – Bengkulu
  • Ramia Nisa – Kalsel
Kejurnas Catur Belitung
(c) Photo by Upi D. Tamin

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 19) – A Terbuka

  • Dziththauly Ramadhan (Jatim)
  • WFM Diajeng Theresa Singgih (Jabar)
  • Putu Luhur Apngal Kusuma (Bali)
  • CM Daru Okta Buana (Kalsel)
  • NM Dicky Aditya (Kaltim)
  • Mustofa Iqbal (Jateng)
  • NM Handaru Juan Izzlinardhi (Jabar)
  • WNM Gracelia Paramesthi Samekto (Bali)
  • Julio Diaz (Banten)
  • George M.I.M. Lamia (Sulut)
  • Hamdan Yelpi A. (Kep. Riau)
  • Muhammad Aditya Farhan (D.I. Yogyakarta)
  • Fernanda Agus Saputra Pribadi (Jatim)
  • Patar Gultom (Kep. Riau)
  • Sulthon Hartanto (DKI Jakarta)
  • Maulana Ezra Faletehan (Banten)
  • Edward Ritsi Pierrlie (Kalteng)
  • Sanjiro Jovan (Riau)
  • Ade Putra Lala (Riau)
  • Bani Madya Alsuras (NTB)
  • Basri Moa (Sulbar)
  • Budi Riskiansyah (Kaltim)
  • Erdison Simangunsong (Sumut)
  • Gilang Alfaris (Jabar)
  • Izhar Bafadhal (Jambi)
  • Jalaludin Al Mubarok (DKI Jakarta)
  • Muhammad Sagenah (Kalsel)
  • Naufal Aiz Dhafin Aulia (Banten)
  • Nicholas Fernando (Sumut)
  • Putra Jhonata (Babel)
  • Ruli Putra Andriansyah (Jambi)
  • Yarahan (Babel)
  • Zacky Dhiaulhaq (Sulteng)

Peserta Kejurnas Catur Kelompok Usia (KU 19) – A Putri

  • WNM Evi Yuliana (Kaltim)
  • WFM Christine Elisabeth Widyachandra (DKI Jakarta)
  • WFM Nur Aini Rasyid (Banten)
  • Dhea Safitri (Jatim)
  • WFM Ananda Astri Harsono (Jatim)
  • Sasa Sandra Dewi (Jabar)
  • Vioren Charissa (Lampung)
  • Izza Nasira Azzahra (Jateng)
  • Nonia Andyk Ulandari (Bali)
  • Helma Ghinaya (Kalsel)
  • Felicia Adventa Andjani Susilo (D.I. Yogyakarta)
  • Faadhillah Destia Fitri (Kalbar)
  • Tami Mayyana (Riau)
  • Sahrani Bibah Nasution (Sumut)
  • Noor Jannah (Kalsel)
  • Adelia Ananda (Babel)
  • Aissya Puasari (Babel)

The post Daftar Peserta Kejurnas Catur Junior 2021 appeared first on Rumah Inspirasi.

Cara mendapatkan gelar International Master (IM) dan Grandmaster (GM) Catur

$
0
0

(Artikel ini adalah kutipan lengkap dari tulisan yang dibuat oleh pak Bunawan Bong. Saya memuatnya di sini untuk kepentingan edukasi publik. Sumber dari grup FB Mari Menulis Catur.)

JALUR PINTAS MENDAPATKAN GELAR IM DAN GM TANPA MELALUI NORMA

Oleh: Bunawan Bong, IA, IO

Bagaimana cara mendapatkan gelar IM dan GM tanpa melalui pencapaian norma gelar? Ada beberapa cara agar gelar tersebut di atas dapat diperoleh secara langsung tanpa harus melalui proses norma gelar yang pada umumnya harus dicapai sebanyak 3 kali norma dengan minimal memainkan 27 babak.

Dahulu untuk ajang Kejuaraan Asian Kontinental dan Olimpiade catur, pemain yang mendapat norma gelar (title norm) minimal 9 babak di hitung sebagai 20 babak.

Sejak 1 Juli 2013 untuk ajang Kejuaraan Asian Kontinental ketentuan ini sudah tidak diberlakukan lagi.

Sedangkan untuk ajang Olimpiade Catur ketentuan ini sudah tidak diberlakukan lagi sejak 1 Juli 2017. Sehingga sekarng tidak mungkin lagi seorang pemain bisa dapat gelar dari 2 kali norma gelar.

Pecatur putri kita Chelsie Monica pada Olimpiade ke-40 di Istanbul Turki 2012 memperoleh norma WGM yang dihitung 20 babak, berselang 7 tahun kemudian baru Chelsie memperoleh norma WGM ke-2 sebanyak 11 babak di turnamen JAPFA Women Grandmaster Chess Tournament 2019.

Sampai saat ini Chelsie belum bisa menyandang gelar WGM karena terhambat oleh persyaratan rating minimal 2300, sedangkan rating Chelsie saat ini 2252.

Ini salah satu contoh betapa susahnya untuk mendapat gelar melalui proses pencapaian norma.

Salah satu cara untuk mendapatkan gelar tanpa melalui pencapaian norma adalah melalui Direct Title yang bisa diperoleh dengan mengikuti kejuaraan resmi FIDE seperti:

1. Lolos 16 besar Kejuaraan Piala Dunia akan memperoleh gelar GM

2. Lolos kualifikasi  Kejuaraan Piala Dunia akan memperoleh gelar IM

3. Juara Kejuaraan Dunia Wanita akan memperoleh gelar GM

4. Finalis Kejuaraan Dunia Wanita akan memperoleh gelar IM dan Norma GM

5. Lolos 8 besar Kejuaraan Dunia Wanita akan memperoleh gelar WGM

6. Lolos Kualifikasi Kejuaraan Dunia Wanita akan memperoleh gelar WIM

7. Juara Kejuaraan Dunia Perorangan Senior U-65 atau U-50 Putera akan memperoleh gelar GM

8. Juara ke-2 dan Ke-3 Juara Kejuaraan Dunia Perorangan Senior U-65 atau U-50 Putera akan memperoleh gelar IM

9. Juara Kejuaraan Dunia Perorangan Senior U-65 atau U-50 Wanita akan memperoleh gelar WGM

10. Juara ke-2 dan Ke-3 Juara Kejuaraan Dunia Perorangan Senior U-65 atau U-50 Wanita akan memperoleh gelar WIM

11. Juara Kejuaraan Dunia U-20 Putera akan memperoleh gelar GM

12. Juara ke-2 dan ke-3 Kejuaraan Dunia U-20 Putera akan memperoleh gelar IM

13. Juara Kejuaraan Dunia U-20 Putri akan memperoleh gelar WGM

14. Juara ke-2 dan ke-3 Kejuaraan Dunia U-20 Putri akan memperoleh gelar IM

15. Juara Kejuaraan Dunia U-18 Putera akan memperoleh gelar IM dan norma GM

16. Juara Kejuaraan Dunia U-18 Wanita akan memperoleh gelar WIM dan norma WGM

17. Juara Kejuaraan Dunia U-16 Putera akan memperoleh gelar IM

18. Juara Kejuaraan Dunia U-18 Wanita akan memperoleh gelar WIM

19. Juara KejuaraanKontinental perorangan putera akan memperoleh gelar GM

20. Juara ke-2 dan ke-3 Kejuaraan Kontinental Perorangan Putera akan memperoleh gelar IM

21. Juara Kejuaraan Kontinental perorangan Wanita akan memperoleh gelar WGM

22. Juara ke-2 dan ke-3 Kejuaraan Kontinental Perorangan Wanita akan memperoleh gelar WIM

23. Juara Kejuaraan Kontinental Perorangan Senior U-65 atau U-50 Putera akan memperoleh gelar IM dan norma GM

24. Juara Kejuaraan Kontinental Perorangan Senior U-65 atau U-50 Wanita akan memperoleh gelar WIM dan norma WGM

25. Juara Kejuaraan Kontinental dan Regional Perorangan U-20 putera akan memperoleh gelar IM dan norma GM

26. Juara Kejuaraan Kontinental dan Regional Perorangan U-20 Wanita akan memperoleh gelar WIM dan norma WGM

27. Juara Kejuaraan Kontinental dan Regional Perorangan U-18 putera akan memperoleh gelar IM

28. Juara Kejuaraan Kontinental dan Regional Perorangan U-18 Wanita akan memperoleh gelar WIM

29. Juara Kejuaraan Sub-Kontinental Perorangan putera akan memperoleh gelar IM

30. Juara Kejuaraan Sub-Kontinental Perorangan Wanita akan memperoleh gelar WIM

31. Juara Kejuaraan Commonwelth, Francophone, Iberoamerican Perorangan Putera akan memperoleh gelar IM

32. Juara Kejuaraan Commonwelth, Francophone, Iberoamerican Perorangan Wanita akan memperoleh gelar WIM

33. Juara Kejuaraan Dunia Disabilitas perorangan Dewasa Putera akan memperoleh gelar IM

34. Juara Kejuaraan Dunia Disabilitas perorangan Dewasa Wanita akan memperoleh gelar WIM

grandmaster international master

Menurut Peraturan Gelar FIDE per 1 Juli 2017 Direct Title baru bisa diberikan kalau pada saat perolehan memenuhi persyaratan rating sebagai berikut:

GM 2300    WGM 2100

IM 2200      WIM 2000

FM 2100     WFM 1900

CM 2000     WCM 1800

Di samping setiap Federasi Catur Nasional harus mengirimkan aplikasi gelar ke FIDE yang dilengkapi dengan sertifikat perolehan gelar. Tanpa mengirimkan aplikasi ke FIDE, gelar tidak akan diberikan.

Hal ini pernah terjadi pada pecatur Novendra Priasmoro pada hal dia sudah memperoleh gelar langsung pada Eastern Asia Junior Chess Championship di Tagatay Philipina 2017 dan Asian Junior Chess Championship di Ulaanbaatar Mongolia 2018 yang memberikan gelar langsung IM dan Norma GM akan tetapi karena tidak aplikasi Direct Title-nya tidak dibuat dan dikirim ke FIDE akibatnya selama hampir 3 tahun gelar Novendra masih FM.

Beberapa pecatur kita yang mendapat gelar langsung selain Novendra yang memperoleh gelar IM adalah:

1. Shanti Nur Abidah yang mendapatkan gelar WIM langsung pada Eastern Asia Youth Chess Championship di Korea 2016.

Ketika itu karena pada kelompok puteri Cuma ada 3 pemain yang terdaftar di kelompok G-18 dan 1 pemain putera kelompok U-20 dan 14 pemain di kelompok U-18, maka kelompok U-20 dan U-18 Putera di gabung dengan kelompok G-20 dan G-18 Puteri.

Timbul masalah setelah kelompok digabung persyaratan sub kelompok minimal harus 5 pemain dari 3 Federasi, di sini di sub kelompok puteri Cuma 3 pemain sehingga tidak bisa menghasilkan gelar.

Beruntung saya lihat daftar peserta secara keseluruhan ternyata di kelompok Putera U-16 ada 2 pemain puteri Malaysia yang tidak bisa main dikelompok G-16 karena pesertanya tidak ada, lalu saya tawarkan main di kelompok gabungan supaya mereka berdua juga punya kesempatan untuk memperoleh gelar WIM dan ternyata mereka mau main di kelompok ini.

Dan di sini dari 5 pemain puteri Shanti menduduki peringkat pertama sehingga berhak atas gelar WIM.

2. Dita Karenza yang mendapat gelar WIM langsung pada Eastern Asia Youth Chess Championship di Shanghai China 2018.

Di sini juga terpaksa 3 kelompok pemain puteri di gabung karena kekurangan peserta, kelompok G-14 ada 5 pemain, G-16 ada 6 pemain, dan kelompok G-18 ada 6 pemain, sehingga terbentuk kelompok G-14 – G-18.

Di sini Dita Karenza keluar sebagai juara, akan tetapi ketika ditanyakan kepada Ketua Wasit, kelompok ini dikatakan tidak memenuhi syarat. Memang kendala utama dari Direct Title bagi sebagian Ketua Wasit apalagi kalau kelompok digabung harus cermat kalkulasinya dan mengetahui seluk beluk ketentuan persyaratannya kalau kelompok digabung.

Banyak Ketua Wasit yang tidak paham sampai-sampai ada Ketua Wasit yang tidak bisa memberikan sertifikat Direct Title yang memang tidak ada formnya, akan tetapi kita bisa memberikan catatan (remark) pada form aplikasi gelar disertai dengan hasil pertandingan setiap babaknya.

Saya mencoba membantu membuatkan aplikasi Direct Title WIM untuk Dita dengan mengunduh hasil pertandingan yang ada di Chess-results dan saya kirimkan ke Komisi Gelar FIDE dan beberapa hari kemudian gelar WIM Dita keluar di website FIDE.

3. Ummi Fisabillilah yang mendapatkan gelar WIM langsung pada Eastern Asia Junior Chess Championship 2019 di Philipina. Di sini juga saya membantu membuatkan aplikasi Direct Title Ummi dan mengirimkannya ke Komisi Gelar FIDE.

4. Gilbert Elroy Tarigan yang mendapatkan gelar IM langsung pada turnamen Eastern Asia Youth Chess Championship 2019 di Bangkok Thailand.

Di sini kita bisa melihat begitu tidak profesionalnya Ketua Wasit yang memimpin pertandingan, seharusnya pemain yang dapat gelar langsung maupun norma wajib membuatkan sertfikatnyadi samping itu Ketua wasit juga harus membuat laporan ke Asian Chess Federation.

Sekali lagi saya membantu Gilbert untuk membuatkan aplikasi Direct Title IM dengan mengunduh hasil pertandingan dari Chess-Results dan mengirimnya ke Komisi Gelar FIDE.

Saya kira masih ada lagi pemain kita yang mendapatkan gelar langsung FM dan WFM dari ajang yunior resmi FIDE. Dan saya juga banyak membantu membuat dan mengirimkan aplikasi gelar FM dan WFM untuk pemain kita yang saya tidak bisa sebutkan satu per satu.

Bunawan Bong Catur Chess

Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin memberikan catatan pada beberapa kategori bisa saja yang mendapatkan gelar langsung bisa lebih dari 1 pemain berdasarkan perolehan hasil pertandingannya.

Misalnya pada kelompok U-20 kalau ada 3 pemain memiliki point yang sama maka ke-3 pemain tersebut memperoleh gelar IM akan tetapi peringkat 1 setelah tiebreak akan memperoleh norma GM disamping gelar IM.

Jadi bukan hanya juara saja, di sini butuh kecermatan kalkulasi. Pada Eastern Asia Junior 2018 di Korea dari kelompok Putera dan Puteri saya membuatkan 5 sertifikat gelar langsung dan 5 sertifikat norma gelar.

Mudah-mudahan tulisan saya yang cukup panjang ini bisa bermanfaat bagi teman-teman.

The post Cara mendapatkan gelar International Master (IM) dan Grandmaster (GM) Catur appeared first on Rumah Inspirasi.


Daftar Pemenang Kejurnas Catur Junior 2021 di Belitung

$
0
0

Kejuaraan Catur Nasional Junior 2021 berlangsung tanggal 19-26 November di Bahamas Hotel & Resort, Tanjung Pandan Belitung.

Kejuraaan catur ini diikuti 271 peserta dari 27 provinsi di Indonesia.

Berikut ini daftar pemenang Kejurnas Catur Junior 2021.

Juara Kejurnas Catur Junior G - 2021

Juara Kejurnas Catur Junior KU 7 – Kelompok G Putra

  • Juara 1: Putu Kayana Wiryawan (Bali)
  • Juara 2: Neo Batong (DKI Jakarta)
  • Juara 3: Calief Mahira Atharizz (Jawa Timur)

Juara Kejurnas Catur Junior KU 7 – Kelompok G Putri

  • Juara 1: Siti Fatimatuz Zahro (Jawa Timur)
  • Juara 2: Syaqilah Ammira Putri (Riau)
  • Juara 3: Syaqilah Ammira Putri (DKI Jakarta)

Juara Kejurnas Catur Junior F - 2021

Juara Kejurnas Catur Junior KU 9 – Kelompok F Putra

  • Juara 1: Kenny Horasino Bach (DI Yogyakarta)
  • Juara 2: Fitsal Aswa Muzafkar (Jawa Timur)
  • Juara 3: Hamizan Malik Yasir (Riau)

Juara Kejurnas Catur Junior KU 9 – Kelompok F Putri

  • Juara 1: Josephine Grace Rondonuwu (Jawa Timur)
  • Juara 2: Shalom Catleya Marceline Papian (Kalimantan Utara)
  • Juara 3: Shaina Aylakiva Megaranto (Jawa Barat)

Juara Kejurnas Catur Junior E - 2021

Juara Kejurnas Catur Junior KU 11 – Kelompok E Putra

  • Juara 1: Steven Tan (DKI Jakarta)
  • Juara 2: Rafa Firjatullah (Kalimantan Tengah)
  • Juara 3: Darren Emmanuel A Tan (Jawa Barat)

Juara Kejurnas Catur Junior KU 11 – Kelompok E Putri

  • Juara 1: Zilla Altofun Nisa (Sulawesi Tengah)
  • Juara 2: Karania Ekayana R S (Jawa Timur)
  • Juara 3: Fatonah Almugniasari (DKI Jakarta)

Juara Kejurnas Catur Junior D - 2021

Juara Kejurnas Catur Junior KU 13 – Kelompok D Putra

  • Juara 1: Claudio Lasama (DKI Jakarta)
  • Juara 2: Uriel Noah Oloan Sidabutar (DKI Jakarta)
  • Juara 3: Andreas Tio Parulian T (Jawa Barat)

Juara Kejurnas Catur Junior KU 13 – Kelompok D Putri

  • Juara 1: Nishfa Dayyana Rahmah (Kalimantan Selatan)
  • Juara 2: Niken Sicylia Stevanova (Kalimantan Utara)
  • Juara 3: Shafira Devi Herfesa (DI Yogyakarta)

Juara Kejurnas Catur Junior C - 2021

Juara Kejurnas Catur Junior KU 15 – Kelompok C Putra

  • Juara 1: Karunia Bagus Tri Laksa (Jawa Timur)
  • Juara 2: Abelard Rafael Jeremia Widlan (DKI Jakarta)
  • Juara 3: Fabian Glen Mariano (Bali)

Juara Kejurnas Catur Junior KU 15 – Kelompok C Putri

  • Juara 1: Laysa Latifah (DKI Jakarta)
  • Juara 2: Cherishta Joane Nungki (Jawa Tengah)
  • Juara 3: Nadya Deandra Wirawan (Banten)

Juara Kejurnas Catur Junior B - 2021

Juara Kejurnas Catur Junior KU 17 – Kelompok B Putra

  • Juara 1: Nayaka Budhidharma (Jawa Timur)
  • Juara 2: Raden Syafiuddin (Kalimantan Timur)
  • Juara 3: Ahmad Rizik (Jawa Tengah)

Juara Kejurnas Catur Junior KU 17 – Kelompok B Putri

  • Juara 1: Cecilia Natalie Liuvianni (DKI Jakarta)
  • Juara 2: Aurellia Vania Winanda (Jawa Timur)
  • Juara 3: Theodora Paulina Walukow (DKI Jakarta)

Juara Kejurnas Catur Junior A - 2021

Juara Kejurnas Catur Junior KU 19 – Kelompok A Putra

  • Juara 1: Dziththauly Ramadhan (Jawa Timur)
  • Juara 2: Zacky Dhiaulhaq (Sulawesi Tengah)
  • Juara 3: Fernanda Agus Saputra Pribadi (Jawa Timur)

Juara Kejurnas Catur Junior KU 19 – Kelompok A Putri

  • Juara 1: Dhea Safitri (Jawa Timur)
  • Juara 2: Evi Yuliana (Kalimantan Timur)
  • Juara 3: Christine Elisabeth Widyachandra (DKI Jakarta)
Juara Umum 1 Kejurnas Catur Junior 2021
Tim Catur Jawa Timur

 

 

Juara Umum 2 Kejurnas Catur Junior 2021
Tim Catur DKI Jakarta
Juara Umum 3 Kejurnas Catur Junior 2021
Tim Catur Sulawesi Tengah

Juara Umum Kejurnas Catur Junior 2021:

  • Juara 1: Jawa Timur (6 emas, 3 perak, 2 perunggu)
  • Juara 2: DKI Jakarta (4 emas, 3 perak, 4 perunggu)
  • Juara 3: Sulawesi Tengah (1 emas, 1 perak)

 

 

 

The post Daftar Pemenang Kejurnas Catur Junior 2021 di Belitung appeared first on Rumah Inspirasi.

Susanto Megaranto Menjuarai Turnamen Catur KASAD CUP 2021

$
0
0

Bertempat di Mabes Angkatan Darat, Jl. Veteran, Jakarta; hari Minggu 28 November 2021diselenggarakan Turnamen Catur Internasional, “KASAD CUP 2021”.

Turnamen dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dan dihadiri Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua PB Percasi yang juga anggota DPR RI yakni Grand Master Internasional Utut Adianto serta Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (Percasi) dan pejabat TNI AD.

Turrnamen KASAD CUP ini merupakan invitational tournament. Artinya, pesertanya bukan umum, tetapi hasil pilihan dan undangan dari panitia. Hanya ada satu kategori non-undangan yaitu kelompok Non-Master yang diawali dengan seleksi online melalui Lichess.

Kejuaraan Catur yang diikuti sebanyak 182 peserta tersebut terdiri dari kelas Internasional dengan 24 pemain yakni 3 Grand Master Pria, 5 Master Internasional Wanita (MI) dan 16 Master Internasional Pria.

Selain itu juga dipertandingkan kelas pendamping sejumlah 158 pemain yang terdiri dari 26 orang di kelompok Nasional, 40 orang di kelompok Pati TNI, 50 orang di kelompok Non Master dan 42 orang kelompok Junior dengan total hadiah sebesar Rp. 500 juta serta 3 buah sepeda motor.

KASAD CUP 2021
(c) Dispenad

Kategori Turnamen

Ada 7 kategori yang dipertandingkan :
1. Kelas Internasional
2. Kelas Nasional
3. Kelas Non Master
4. Kelas Yunior 14 – 19 tahun
5. Kelas Yunior 19 tahun
6. Kelas PATI Kostrad
7. Kelas PATI Non Kostrad

Pemenang Turnamen Catur KASAD CUP 2021

Berikut ini daftar pemenang Turnamen Catur Internasional KASAD CUP 2021:

Juara KASAD Cup 2021
(c) Rawamangun Chess Club

Juara KASAD Cup Kelas Internasional

1. GM Susanto Megaranto
2. IM Yoseph Theolifus Taher
3. IM Azarya Jodi Setiyaki

KASAD CUP 2021
(c) Rawamangun Chess Club

Juara KASAD Cup Kelas Nasional

1. NM Gelar Sagara
2. NM Ricky Rismanto
3. FM Johan Gunawan

KASAD CUP 2021
(c) Rawamangun Chess Club

Juara KASAD Cup Kelas Non Master

1. Avazbek Tulkunovic Ishbaev
2. Sahat Manutur Saing
3. Chandra Putra W

Juara KASAD Cup Junior 14-19 tahun

1. Nayaka Budidharma
2. Aksel Aria Fatheka
3. Julio Diaz

KASAD CUP 2021

Juara KASAD Cup Junior 14 tahun

1. Handaru Juan
2. Satria Duta Cahaya
3. Maximiliano Marrhuimawan

The post Susanto Megaranto Menjuarai Turnamen Catur KASAD CUP 2021 appeared first on Rumah Inspirasi.

7 Model Homeschool yang bisa dipilih orangtua

$
0
0

Ada banyak model homeschool atau sering disebut homeschool model/methods. Ini kondisi yang membedakan homeschool dibandingkan dengan sekolah.

Saat anak bersekolah, proses belajar yang dilakukannya mengikuti standar-standar yang ditetapkan pemerintah. Proses belajar mengikuti pola-pola yang kurang lebih sama antara satu sekolah dengan sekolah lain. Ada kurikulum yang jadi acuan semua sekolah, anak-anak mengikuti jenjang mulai K1 sampai K12 dengan materi belajar yang sama, proses belajar dipimpin oleh guru dengan model belajar-mengajar memakai buku teks sebagai referensi utama, jadwal dan jam belajar sudah ditentukan selama 1 semester. Anak tinggal mengikuti saja pola yang sudah ditetapkan.

Dalam homeschooling prosesnya tidak seperti itu.

Keluarga bisa memilih model homeschooling yang sesuai dengan anak dan visi pendidikan keluarga. Model yang dijalani oleh satu keluarga bisa berbeda dengan keluarga lain, walaupun acuannya serupa.

Mengapa bisa berbeda? Karena homeschooling sangat bisa dikustom sesuai anak dan keluarga.

Oleh karena itu, PR orangtua yang ingin homeschooling adalah belajar tentang serba-serbi homeschooling karena ini “makhluk” yang berbeda sama sekali dengan sekolah yang kita kenal

belajar membaca menulis
(c) Pixabay.com

Ragam Model & Metode Homeschool

Dalam kerangka konseptual, ada banyak jenis model dan metode homeschooling. Praktek di lapangan jauh lebih beragam lagi karena setiap keluarga mengadaptasi sebuah model dengan cara yang berbeda-beda pula.

Berikut ini ragam aneka model dan metode homeschool:

1. Model School-at-home

Model school-at-home mengambil model sekolah konvensional sebagai acuan dasarnya. Model ini menggunakan penjenjangan seperti anak sekolah, K1-K12. Materi-materi belajarnya seperti sekolah, tetapi pelaksanaannya dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi rumah dan keluarga. Ciri khas dari school-at-home adalah: kurikulum, buku teks, guru mengajar, berbasis mata pelajaran, ujian.

Model ini biasanya cocok untuk keluarga yang merencanakan homeschooling sementara dan anak nanti akan kembali ke sekolah. Jadi, orangtua mencari model yang bisa memudahkan proses transisi dari sekolah ke homeschooling, dan sebaliknya.

Untuk diketahui, model school-at-home (sekolah di rumah) ini berbeda dengan model belajar school from home (sekolah dari rumah) yang terjadi selama pandemi. Perbedaan utamanya terletak pada otonomi. Dalam model sekolah di era pandemi, otonominya ada di guru/sekolah dan anak/keluarga hanya menjalani program-program yang sudah ditetapkan oleh guru/sekolah. Sementara itu, dalam model school-at-home, otonomi tetap di tangan orangtua/keluarga. Orangtua yang menetapkan target-target belajar yang sesuai untuk anaknya.

Orangtua homeschooling yang menjalani model ini biasanya menggunakan tutor, bimbel, atau memiliki kapasitas kuat secara akademis untuk membimbing anak sendiri.

2. Model Unschooling

Berbeda dengan sekolah yang terstruktur, unschooling adalah model yang berada di spektrum sebaliknya: sangat tidak terstruktur.

Unschooling banyak terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran John Holt, tokoh pendidikan yang aktif di tahun 60-70an dengan memberikan kritik-kritik terhadap sistem persekolahan dan menawarkan sudut pandang yang bertolak belakang dengan sistem sekolah.

Berbeda dengan sistem sekolah yang dirancang di depan dengan mengutamakan ideal-ideal yang disusun oleh para ahli, unschooling sangat mengutamakan proses-proses belajar yang dijalani melalui proses mengalami.

“Learning is not the product of teaching. Learning is the product of the activity of learners.” ~John Holt

Unschooling tidak mendasarkan proses belajar pada sebuah kurikulum yang dirancang sebagai panduan ideal untuk semua anak. Unschooling menggunakan kebutuhan anak dan kehidupan anak sebagai basis kegiatan belajar anak.

3. Model Classical

Model classical dirancang sebagai upaya mengambil inspirasi dari pemikir-pemikir besar Yunani & Romawi yang menjadi dasar dari modernitas yang berkembang saat ini. Classical homeschool mengembangkan konsep belajar yang disebut Trivium, yang menggambar 3 urutan proses belajar anak: grammar, logic, dan rhetoric.

Buku utama yang sering menjadi referensi untuk praktisi classical homeschooling adalah “The Well-Trained Mind: A Guide to Classical Education at Home” karya Jessie Wise and Susan Wise Bauer.

Di Indonesia, sangat jarang praktisi homeschool yang menggunakan model ini.

4. Model Montessori

Sesuai namanya, homeschooling model Montessori mengambil inspirasi dari gagasan-gagasan tokoh pendidikan Italia, Maria Montessori. Banyak praktisi homeschooling yang menggunakan model Montessori, terutama pada saat anak usia dini.

Diantara prinsip-prinsip pendidikan Montessori adalah:  Penghormatan pada anak (Respect for the Child), Pikiran yang Terbuka (Absorbent Mind), Periode Sensitif dalam Perkembangan (Sensitive Periods), Lingkungan Sesuai Anak (Prepared Environment), dan Mendidik Diri Sendiri (Auto Education).

Di lapangan, gagasan Montessori sering dikenali dengan penggunaan alat-alat bantu belajar (apparatus). Sesuai namanya, alat-alat ini sebenarnya berfungsi hanya membantu, tapi sering disalahfahami sebagai hal yang utama.

5. Model Charlotte Mason

Homeschooling menggunakan model Charlotte Mason, sering disingkat CM, dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang dikembangkan oleh tokoh pendidikan Inggris, Charlotte Mason.

Salah satu ciri khas model CM yang sangat dikenal oleh umum adalah penggunaan Living Books (buku hidup) yang digunakan dalam proses belajar Para praktisi CM melakukan kurasi buku-buku yang dinilai memiliki kekuatan untuk memicu intelektual dan imajinasi, serta memiliki kualitas baik di dalam penulisannya.

Di Indonesia model CM ini cukup populer digunakan oleh praktisi homeschool karena ada leader dan komunitasnya yang aktif mempelajari dan berbagi tentang pemikiran-pemikiran Charlotte Mason. Ada buku yang menuliskan secara khusus tentang metode Charlotte Mason yaitu “Cinta yang Berpikir”, karya Ellen Kristi.

6. Model Waldorf

Model homeschool Waldorf (seperti halnya sekolah Waldorf) berkembang dari pemikiran Rudolf Steiner.  Model pendidikan ini menekankan pentingnya mendidik seluruh tubuh, pikiran, dan jiwa anak (body, mind & soul).

Di kelas awal, ada penekanan pada seni dan kerajinan (art & craft), musik dan gerak (music & movement), dan kegiatan di alam (nature). Anak-anak yang lebih besar diajari untuk mengembangkan kesadaran diri dan keterampilan menalar hal-hal untuk diri mereka sendiri. Anak-anak di homeschool Waldorf tidak menggunakan buku teks standar; sebaliknya, anak-anak membuat buku mereka sendiri.

Salah satu satu ciri model Waldorf yang dikenal adalah dorongan untuk kegiatan di alam, tidak menonton TV & tidak menggunakan gawai.

7.  Model Eclectic

Sesuai namanya, eclectic berarti gado-gado. Praktisi homeschool yang menggunakan model eclectic tidak menggunakan sebuah sumber gagasan/model sebagai satu-satunya rujukan utama, tetapi mencampurkan beberapa metode sesuai preferensinya.

 

Tujuh model homeschooling yang dituliskan di atas adalah model yang dianggap populer dan sering digunakan oleh praktisi homeschooling maupun dibahas dalam buku-buku referensi tentang homeschooling. Di luar 7 model yang disebut di atas, masih banyak model homeschool yang lain. Apalagi spirit dasar homeschool adalah customised education yang bisa disesuaikan dengan anak dan keluarga.

 

 

The post 7 Model Homeschool yang bisa dipilih orangtua appeared first on Rumah Inspirasi.

5 Prinsip Utama Pendidikan Montessori

$
0
0

Pendidikan Montessori adalah praktik-praktik pendidikan yang dikembangkan berdasarkan pemikiran tokoh pendidikan Italia, Maria Montessori.

Pendidikan Montessori biasanya banyak diimplementasikan di tingkat pendidikan usia dini, TK, hingga SD. Gagasannya sering diadopsi dalam bentuk sekolah Montessori (TK Montessori, SD Montessori) maupun homeschool yang menggunakan model/metode Montessori.

Prinsip Pendidikan Montessori

Lima Prinsip Utama dalam Pendidikan Montessori adalah:

Prinsip 1: Menghormati Anak (Respect for the Child)

Menghormati Anak adalah prinsip utama yang mendasari seluruh metode Montessori. Montessori percaya anak-anak harus dihormati (ini bukan praktik umum di awal abad kedua puluh saat Montessori hidup). Rasa hormat ditunjukkan kepada anak dengan tidak mengganggu konsentrasinya. Rasa hormat juga ditunjukkan dengan memberikan anak kebebasan untuk membuat pilihan, melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri, dan belajar untuk diri mereka sendiri.

Guru mencontohkan rasa hormat terhadap semua siswa serta resolusi konflik secara damai, dan harus belajar mengamati tanpa menghakimi.

Prinsip 2: Pikiran Penyerap (The Absorbent Mind)

Pendidikan Montessori didasarkan pada prinsip bahwa, hanya dengan hidup, anak-anak terus belajar dari dunia di sekitar mereka. Melalui indera mereka, anak-anak terus-menerus menyerap informasi dari dunia mereka. Mereka kemudian memahaminya karena mereka adalah makhluk yang berpikir.

Prinsip 3: Periode Sensitif (Sensitive Periods)

Pedagogi Montessori percaya ada periode tertentu di mana anak-anak lebih siap untuk mempelajari keterampilan tertentu. Ini dikenal sebagai periode sensitif, dan hanya berlangsung selama diperlukan bagi anak untuk memperoleh keterampilan.

Urutan terjadinya periode sensitif serta waktu periode bervariasi untuk setiap anak. Melalui observasi, guru Montessori harus mengidentifikasi periode sensitif pada siswa mereka dan menyediakan sumber daya bagi anak-anak untuk berkembang selama waktu ini.

Prinsip 4: Lingkungan yang Disiapkan (The Prepared Environment)

Metode Montessori menyarankan bahwa anak-anak belajar paling baik dalam lingkungan yang telah disiapkan untuk memungkinkan mereka melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri. Selalu berpusat pada anak, lingkungan belajar harus mendorong kebebasan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi materi pilihan mereka.

Di lapangan, gagasan ini sering diimplementasikan dengan menyediakan alat-alat belajar yang ukurannya disesuaikan dengan anak. Guru harus mempersiapkan lingkungan belajar dengan membuat materi dan pengalaman tersedia bagi anak-anak secara tertib dan mandiri.

Prinsip 5: Pendidikan otomatis (Auto education)

Pendidikan otomatis, atau pendidikan mandiri, adalah konsep bahwa anak-anak mampu mendidik diri mereka sendiri. Ini adalah salah satu kepercayaan terpenting dalam metode Montessori. Guru Montessori menyediakan lingkungan, inspirasi, bimbingan dan dorongan bagi anak-anak untuk mendidik diri mereka sendiri.

The post 5 Prinsip Utama Pendidikan Montessori appeared first on Rumah Inspirasi.

Mendidik Sesuai Potensi Kecerdasan Anak

$
0
0

Setiap orang tua ingin mendidik anak-anaknya untuk mencapai prestasi maksimal mereka.

Untuk mencapai tujuan ini, orang tua mestilah mengenali potensi-potensi kemampuan anaknya sehingga bisa memberikan pendidikan yang sesuai.
Menurut teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang digagas oleh Howard Gardner, ada 8 tipe kecerdasan:

  • Kecerdasan bahasa (linguistik)
  • Matematika-logika
  • Spasial
  • Kinestetik-jasmani
  • Musikal
  • Interpersonal
  • Intrapersonal
  • Naturalis

Orang tua bisa mengenali kecerdasan anaknya melalui pengamatan selama interaksi sehari-hari atau melalui asesmen dari ahlinya. Seorang anak bisa mempunyai satu bidang kecerdasan yang menonjol, atau beberapa bidang kecerdasan sekaligus.

Dengan memahami kekuatan potensi kecerdasan anak, orang tua bisa memberikan dukungan yang lebih baik. Orang tua bisa memberikan fasilitas yang bisa makin mengembangkan potensi kecerdasan anak tersebut, dan bukan mengkerdilkannya.

Potensi kecerdasan anak

Metafora Sekolah Hutan

Contoh yang sering disajikan untuk menggambarkan keragaman potensi anak adalah sebuah kelas yang berisi seekor monyet, seekor gajah, seekor ikan, dan seekor burung.
Monyet tidak akan mencapai prestasi terbaiknya jika kemampuannya dibandingkan dengan kekuatan gajah. Demikian pula gajah tidak akan dianggap pintar jika kecerdasannya diukur dengan kemampuannya terbang.

Apalagi ikan, dia bahkan bisa mati jika dia dipaksa keluar dari air dan harus bisa memanjat pohon. Demikian pula burung dan monyet bisa mati tenggelam jika ia dipaksa untuk berada di dalam air dalam waktu lama.

Monyet akan menjadi menonjol ketika kemampuannya memanjat dan memilah buah diasah. Gajah bisa berlatih kekuatannya (walaupun gajah tertentu mungkin lebih senang berpuisi atau bernyanyi?) dan seterusnya.

Anak punya Beragam Potensi Kecerdasan

Anak-anak pun mempunyai potensi kecerdasan yang beragam.

Ada anak yang mahir berhitung tapi kurang bisa berhubungan dengan orang lain. Dalam contoh ini, memang si anak mesti mempunyai kemampuan dasar untuk bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, tapi tidaklah mesti hingga mahir benar. Dia akan bisa berkembang pesat saat fokus pengembangannya pada kemampuan matematis-logikanya.

Ada pula anak yang kurang mahir berhitung dan ilmu alam, tapi dia sangat pandai bergaul, mudah memikat hati orang dan mampu mempengaruhi mereka. Anak-anak dengan kecerdasan interpersonal ini akan berkembang maksimal ketika mereka difasilitasi untuk berorganisasi atau berkomunitas serta hal-hal yang berhubungan dengan pergaulan lainnya.

Ada lagi anak-anak dengan kecerdasan naturalis, senang bercocok tanam, atau senang memelihara hewan tertentu. Mereka mungkin tidak terlalu mahir dalam teori-teori ilmu sains, tapi mereka mampu mengidentifikasi dan mengaplikasikan dengan sangat baik kebutuhan-kebutuhan dari tanaman atau hewan peliharaan mereka.

Contoh lainnya adalah anak-anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani. Inipun terbagi-bagi lagi menjadi beberapa spesifikasi. Ada anak yang mempunyai bakat olahraga tertentu, ada anak yang berbakat menari. Olahraga dan menari pun ada bermacam-macam cabangnya. Orang tua perlu memberikan pilihan dan arahan agar anak mampu menemukan hal yang paling disukai dan dikuasainya.

Anak dengan Kecerdasan Campuran

Potensi kecerdasan anak tidak hanya satu jenis. Bisa jadi, anak memiliki beberapa jenis potensi kecerdasan.

Contohnya, ada anak kinestetik yang memiliki kecerdasan musikal dan ritmik dan ada anak yang lebih memiliki kecerdasan intuitif.

Jika anak tersebut menekuni beladiri Taekwondo, arah pengembangan potensinya bisa berbeda.

Anak-anak yang mempunyai kecerdasan ritmik dan ingatan yang lebih kuat bisa lebih berprestasi dibidang seni gerak (Poomsae) sedangkan anak yang memiliki kecepatan, keberanian dan intuisi lebih cocok mengasah prestasi di bidang tanding (Kyorugi).

Dalam cabang renang, ada jenis perlombaan kecepatan, ada jenis pertandingan ritme dan keindahan. Kedua jenis kemampuan tersebut terkadang bisa dipertukarkan, namun umumnya hasilnya lebih maksimal ketika mereka menekuni bidang tersebut di jenis yang lebih sesuai dengan potensi kekuatannya.

Proses Memfasilitasi Potensi Kecerdasan

Dalam perjalanan menemukan bidang yang disukai anak, orang tua dan anak perlu melakukan banyak eksplorasi.

Orangtua perlu memaparkan anak dengan beragam kegiatan sampai anak menemukan hal yang benar-benar disukai dan dikuasai dengan rasa bahagia ketika menjalaninya. Karena bagaimanapun juga, menjadi bahagia adalah tujuan semua orang. Dan menjalani segala sesuatu dengan bahagia juga merupakan hal yang tidak boleh dilupakan.

Bila proses mencapai kebahagiaan itu tidak membahagiakan, belum tentu ketika kita meraih hasil akhirnya kita bisa bahagia.

Seorang anak bisa saja sangat bersemangat dan menunjukkan peningkatan kemampuan yang baik dalam satu waktu. Tapi di lain waktu, minatnya mungkin berubah, dan pada titik ini orang tua perlu belajar untuk berlapang dada bahwa ternyata perjalanan pencarian belum usai.

Sekali lagi, penting sekali bagi orangtua untuk mengenali potensi kecerdasan dan kekuatan anak. Jika potensi kecerdasan unik anak bisa dikenali, orangtua bisa lebih fokus mengembangkannya menjadi kekuatan dan prestasi yang sesuai kapasitas anak.

The post Mendidik Sesuai Potensi Kecerdasan Anak appeared first on Rumah Inspirasi.

Viewing all 734 articles
Browse latest View live