Donat dan coklat adalah dua jenis makanan kesukaan Duta. Biasanya aku membuat donat dalam jumlah banyak, lalu aku simpan di freezer baru dikeluarkan sedikit setiap kali anak-anak mau. Bisa dipanaskan di double pan atau hanya dibiarkan dalam suhu ruang saja.
Sebenarnya membuat donat versi goreng itu lumayan meletihkan, terutama di bagian mengulen dan mencetak. Seperti kapok sambel, tiap bikin pasti berasa males dan ribet banget. Mungkin karena sekali bikin sekaligus 1 kg tepung jadi ngulennya mantaaaap. Cumaaa, setiap sudah melihat simpanan donat berkotak-kotak (yang paling lama bertahan seminggu) di freezer rasanya bahagia banget. Hingga akhirnya aku tetap mau saja membuatkan stok donat untuk anak-anak.
Lama-lama aku merasa nggak sehat juga kalau terus menerus buat donat goreng. Minyaknya itu lho, mana tahan… Aku juga perhatikan, Duta kalau kebanyakan donat jadi batuk-batuk gitu. Jadi aku curiga si donat yang enak punyaandil dalam batuknya Duta.
***
Singkat cerita aku mulai mencari alasan dan alternatif kue lain setiap kali Duta minta donat. Sampai suatu saat Duta lihat resep donat coklat panggang di youtube dan sambil separo menangis saking berharapnya dia berkata, “Aku mau donat, sudah lama nggak donat…”
Akhirnya aku memutuskan untuk membeli donat maker yang kebetulan saat itu sedang diskon dan mulai bereksperimen dengan donat panggang. Wuaa Duta suka sekali. Apalagi waktu bikin versi coklat. Video tutorial membuat donatnya dia tonton beeeerkali-kali. Dan ketika kami membuat donat, Duta bilang “this time, let me do all by myself”
***
Kebetulan Yudhis danTata sedang asyik dengan pelajaran masing-masing. Jadilah Duta betul-betul tuang-tuang campur-campur “sendirian”. Aku cuma boleh memberitahu saja mana yang perlu dimasukkan, membantu memecahkan telur dan meratakan adukan yang mulai berat. Alhasil….. Adonannya susah dituang ke cetakan donat. Kentaaaal banget, sepertinya waktu aku meleng sedikit duta memasukkan terlalu banyak terigu.
Kalau sudah begitu, maka keluarlah ilmu suka-suka, yaitu… tambahin susu sampai adonan lebih encer dan lancar mengalir di cetakan. Hasilnya? Yaa karena pakai donat maker mah bentuknya bagus-bagus aja. Rasa juga tetep empuk enak.
Untuk mengakali ganache yang terlalu manis (dan supaya Duta tidak terlalu banyak makan manis-manis), aku menuangkan susu kental manis coklat sedikit. Ternyata segitu aja duta sudah suka banget. Dan dengan bangga dia bilang kalau donat batch ini Duta yang bikin, jadi Duta boleh makan lebih banyak daripada yang lain (Yudhis-Tata). Hehehehe…..
Berikut resep donat coklat panggang yang kami pakai, adaptasi dari resepnya One Pot Chef. Resep ini sudah dibuat berkali-kali dan hasilnya memang yummy.
Bahan:
- 1 cangkir tepung terigu
- 1/3 cangkir gula
- 1/2 sdt baking powder
- 2 sdm bubuk coklat
- 50g mentega (cairkan)
- 1 telur
- 1/4 cangkir susu
Cara Membuatnya:
Nah inilah mengapa Duta suka dengan resep ini, semuanya tinggal dicampur saja. Dimulai dari yang kering-kering (tepung, gula, baking powder, bubuk coklat). Setelah itu satu-persatu yang basah dimasukkan (mentega, telur, susu).
Tentu saja kalau versi Duta, dia akan memasukkannya dan mengaduknya pelan-pelan. Nanti kalau sudah capek, baru dia minta aku membantunya untuk mengaduk rata semua hasil bahan cemplungannya.
*di resep asli, ada coklat masak yang dilelehkan dengan whip cream untuk celupan. Berhubung itu agak repot untuk dilakukan oleh Duta, belum lagi Duta itu makannya dikit-dikit, 2 donat trus beberapa jam lagi 2 donat lagi, dan setiap mau makan dia mau celup ke coklat maka aku mengakali celupan dengan susu kental manis coklat saja supaya lebih praktis.